REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Penampilan srikandi-srikandi Polres Sleman yang hadir ke Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman, Rabu (20/12) siang, memang berbeda dari biasanya. Walau masih tampak gagah berseragam abu-abu, mereka mampu berelenggak-lenggok menari dalam peringatan Hari Ibu.
Sebanyak tujuh Polisi Wanita (Polwan) berseragam lengkap tiba-tiba tampil dari belakang panggung. Kehadiran merekapun sempat mengagetkan tamu-tamu undangan yang semuanya tampil cantik menggunakan kebaya-kebaya. Ternyata, kehadiran polwan-polwan itu hendak menampilkan kemampuan mereka dalam menari. Seperti penari profesional, tanpa ragu mereka tampil berlenggak-lenggok sambil menyuarakan pesan-pesan agar mencegah kekerasan dalam rumah tangga.
"Stop, kekerasan pada perempuan, stop, kekerasan pada anak kita, stop, ketidakadilan tuk mereka, bersama kita pasti bisa," kata polisi-polisi cantik tersebut.
Peringatan Hari Ibu memang turut diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Sleman. Peringatan dilaksanakan untuk mengenang kembali perjuangan kaum perempuan pada masa-masa pergerakan kemerdekaan, sekaligus besarnya jasa seorang ibu bagi anak manusia.
Peringatan Hari Ibu ke-89 itu sendiri mengangkat tema Perempuan Berdaya, Indonesia Jaya. Peringatan dilaksanakan di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman, Rabu (20/12), dihadiri ibu-ibu tangguh yang ada dalam lingkup Pemkab Sleman.
Ketua Dharma Wanita Kabupaten Sleman, Suni Fatimah Sumadi mengatakan, kegiatan hari ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan Peringatan Hari Ibu 2017. Serangkaian kegiatan telah dilaksanakan sejak Oktober lalu.
"Sebelumnya, kami telah melaksanakan berbagai kegiatan seperti bakti sosial pelayanan KB di RS Bhayangkara, donor darah, temu Puspa, lomba karya perempuan, sarasehan dan kegiatan-kegiatan lain," kata Suni, Rabu (20/12).
Ia mengungkapkan, peringatan Hari Ibu dihadiri kali ini dihadiri setidaknya 300 orang. Mereka berasal dari Tim Penggerak PKK, Gabungan Organisasi Wanita, Bhayangkari dan Persit Kartika Candra Kirana Kabupaten Sleman. Suni menilai, ini merupakan bentuk apresiasi atas gerakan bersejarah Kongres Perempuan pertama yang dilaksanakan pada 22 Desember 1928 di Yogyakarta. Peringatan itu bertujuan untuk selalu membangkitkan semangat perjuangan.
Mulai tentang keluhuran sampai keagungan peran perempuan sebagai ibu, dan keibuan yang protektif terhadap kehidupan. Selain itu, ia menambahkan, peringatan Hari Ibu turut membawa pengaruh positif bagi perempuan dan masyarakat.
"Yang terdorong untuk selalu menghargai hak-haknya sebagai perempuan," ujar Suni.
Bupati Sleman, Sri Purnomo menuturkan, momentum Hari Ibu menjadi refleki dan renungan tentang berbagai upaya yang telah dilakukan. Tujuannya, tentu memajukan pergerakan perempuan dalam semua bidang pembangunan. Selain itu, kegiatan itu sebagai pengingat kalau perempuan dan laki-laki memiliki peran dan kedudukan yang setara dalam memperjuangkan kesejahteraan. Mulai bidang pendidikan, ekonomi, sosial, politik sampai hukum.
"Momentum peringatan Hari Ibu ini hendaknya dapat menjadi refleksi kaum wanita, kalau kaum wanita harus cerdas, mandiri kreatif serta mampu terus meningkatkan kapasitas diri, apalagi, saat ini ruang aktualisasi diri terbuka sangat lebar di ruang publik," kata Sri.
Dalam peringatan itu, Bupati Sleman turut menyerahkan hadiah lomba pola asuh anak dan remaja dan lomba karya perempuan. Selain itu, turut diluncurkan gerakan keluarga sada gender, dikukuhkan forum anak Sleman dan ditandatangani prasasti balai penyuluh KB Kecamatan Prambanan.