Jumat 22 Dec 2017 17:00 WIB

Survei: Warga Swis Cemaskan Kenaikan Populasi Muslim

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agung Sasongko
Muslim Swiss
Foto: Onislam.net
Muslim Swiss

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah jajak pendapat mengungkapkan, bahwa sekitar 70 persen warga Swiss akan terganggu jika populasi Muslim di negara itu meningkat. Survei yang dilakukan oleh perusahaan penerbitan Tamedia itu merupakan survei yang pertama kalinya digelar di Swiss. Dalam survei tersebut, menunjukkan bahwa generasi yang lebih tua sangat prihatin dengan pertumbuhan Islam di negara itu.

"75 persen dari mereka yang berusia di atas 65 tahun merasa berpikir negatif tentang kenaikan pada populasi Muslim," demikian surat kabar 24 heures melaporkan, seperti dilansir dari Breitbart, Jumat (22/12).
 
Tidak hanya itu, pendukung migrasi anti-massa Partai Rakyat Swiss (SVP) juga sangat menentang peningkatan populasi Muslim. Dengan 93 persen dari mereka menentang pertumbuhan Islam lebih lanjut di negara tersebut.
 
Sementara itu, 72 persen penganut yang berpandangan sederhana atau 'sentris' merasakan hal yang sama, seperti halnya minoritas yang signifikan, yakni 38 persen suporter pendukung partai Hijau dan Sosialis sayap-kiri.
 
Christophe Monnot, seorang peneliti di Institute of Social Sciences of Religions di University of Lausanne, mengatakan bahwa ketegangan internal yang menggoncang Islam tercermin di ruang publik dan membuat agama Islam lebih terlihat. Monnot juga merupakan anggota Kelompok Riset tentang Islam di Swiss (GRAY).
 
Monnot mengutip aktivis Islam radikal bernama Nora Illi, yang memprotes larangan jilbab penuh (burqa) bagi umat Islam, yang ditetapkan oleh kanton (daerah) berbahasa Italia di Ticino tahun lalu. Baru-baru ini, Illi melakukan protes atas pelarangan jilbab Islami atau burqa di Austria. Ia ditangkap bersama beberapa lainnya oleh polisi di Wina.
 
Swiss memiliki bagian masalahnya sendiri dengan ekstrimis Islam radikal dalam beberapa tahun terakhir. Termasuk, munculnya seorang imam radikal yang meminta orang-orang percaya untuk membunuh Muslim moderat. Namun, sang imam itu kemudian ditangkap.
 
Jajak pendapat di Swiss mencerminkan sikap yang sama dengan di Prancis dan Jermah. Di mana, penduduk secara masif telah menolak perluasan Islam ke negara mereka. (Kiki Sakinah)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement