REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Presiden RI, Joko Widodo menugaskan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pariwisata terus memberikan informasi benar dan lengkap kepada duta besar di negara-negara sahabat terkait kondisi terkini Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali.
Duta besar ini nantinya bertugas untuk mengajak wisatawan mancanegara (wisman) di negara masing-masing untuk tetap berwisata ke Bali.
"Mereka perlu dikerahkan untuk memberi informasi akurat mengenai keamanan berkunjung ke Bali, sekaligus langkah-langkah kontingensi jika bencana tersebut terjadi," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas bersama jajaran menteri Kabinet Kerja di Hotel Wedapura, Sanur, Denpasar, Jumat (22/12).
Jokowi mengharapkan langkah konkret dari Menteri Pariwisata dan Menteri Koordinator di Kabinet Kerja untuk terus mengajak pelaku pariwisata, termasuk Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita), dan maskapai penerbangan untuk memberikan informasi akurat dan ikut serta mempromosikan pariwisata Indonesia, khususnya Bali.
"Target wisatawan yang berkunjung harapannya nanti sesuai dengan yang sudah dikalkulasikan," kata Jokowi.
Presiden sempat menyoroti travel warning yang dikeluarkan beberapa negara terkait status awas Gunung Agung. Dia memastikan status level empat hanya berlaku untuk radius delapan hingga 10 kilometer (km) dari puncak kawah. Ini berarti wilayah di luar radius tersebut masih aman dikunjungi.
Wisatawan Cina sepanjang tahun ini menjadi kontributor utama kunjungan ke Bali. Pemerintah Cina secara resmi mengeluarkan travel warning ke Bali terhitung 27 November hingga 4 Januari 2018. Ini menyebabkan jumlah wisatawan Cina ke Bali berkurang drastis.
Konsulat Jenderal Cina baru akan menurunkan status travel warning jika status Gunung Agung juga diturunkan dari awas atau level empat.