REPUBLIKA.CO.ID, NUSAKAMBANGAN -- Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly mengklaim, lapas High Risk, yakni Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Batu High Risk dan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II Pasir Putih A High Risk di Nusakambangan yang akan segera difungsikan akan mampu menghentikan gerak maupun pengaruh para narapidana. Pasalnya, Lapas tersebut memiliki keamanan super ketat.
Yasonna menjelaskan, lapas tersebut dibangun, sesuai namanya untuk memenjarakan para napi yang memiliki risiko tinggi memiliki jaringan atau pengaruh dengan dunia luar. "Kita membangun lapas super maksimum untuk bandar narkoba yang ditengarai bisa membangun jaringan, high risk," kata Yasonna saat mengunjungi Lembaga Pemasyarakatan di Nusakambangan, Jumat (22/12).
Yasonna mengatakan, Lapas setiap ruangan dalam lapas hanya akan diisi satu orang. Ruangan tersebut akan dimonitor CCTV selama 24 jam penuh. "Enggak mungkin keluar, karena dimonitor 24 jam," ujarnya.
Lapas Batu akan difungsikan untuk menahan terpidana gembong narkoba. Sedangkan lapas Pasir Putih untuk menahan gembong terorisme. Lapas Batu hanya menampung sebanyak 96 narapidana narkotika saja. Sedangkan Pasir Putih 124 ruangan. "Segera (ditempati). Ini masih kosong, sudah siap baru siap," kata Yasonna.
Saat ini, Lapas tersebut belum berpenghuni. Nantinya, penghuni lapas tersebut akan ditentukan melalui asesmen yang akan dilanjutkan oleh Polri maupun Badan Narkotika Nasional yang merupakan stakeholder utama dalam penanganan Narkotika di Indonesia.
"Ini betul-betul kami kerja sama dengan Polti, BNN yang akan betul-betul menentukan orang orang yang memiliki jaringan kita lock up betul betul disini," ucap Yasonna.
Menurut Yasonna, tahanan hanya bisa keluar saat konseling. Saat keluarga membesuk, para narapidana bahkan tidak berhadapan dengan tamu. Para pembesuk akan dibatasi alat kaca fiber tebal. Komunikasi pun dilakukan melalui iPhone agar pembicaraan bisa direkam.
"Ini untuk orang yang betul betul berpotensi memiliki jaringan," kata Yasonna lagi.
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengajak sejumlah pejabat tinggi seperti Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Deputi Pemberantasan Narkoba Badan Narkotika Nasional Arman Depari dan sejumlah pejabat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme. Yasonna ingin menunjukkan lapas terbaru yang dikelola kementeriannya pada para pimpinan penegak hukum di Indonesia tersebut.