REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas menegaskan tidak akan menerima rencana Amerika Serikat (AS) untuk perdamaian dengan Israel. Penolakan ini menyusul sikap AS yang sebelumnya mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
AS selama beberapa bulan terakhir menyusun rencana perdamaian baru meski belum membocorkan detilnya. Putaran terakhir perundingan damai antara Israel dan Palestina gagal pada April 2014 lalu.
Komentar Abbas dilontarkan setelah keputusan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengeluarkan resolusi menolak pernyataan AS. Abbas menegaskan, dia tidak lagi menerima AS sebagai mediator dalam proses perdamaian dengan Israel. Dia juga menolak sebuah kerangka kerja baru AS untuk perdamaian yang dikembangkan oleh utusan Presiden AS Donald Trump untuk Timur Tengah, Jared Kushner sebelum diluncurkan.
"AS telah terbukti menjadi mediator yang tidak jujur dalam proses perdamaian dan kami tidak akan lagi menerima rencana apapun dari AS," kata Abbas dalam konferensi pers di Paris seperti dikutip dari laman BBC, Sabtu (23/12).
Pernyataan Abbas diperkuat dengan hasil pemungutan suara di PBB yang menolak perubahan status Yerusalem. AS memveto draf resolusi Dewan Keamanan PBB yang menolak keputusan Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, mengatakan draf resolusi tersebut adalah penghinaan. Dia juga mewanti-wanti bahwa AS tidak akan melupakan pengajuan draf semacam itu.