REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Hasil tangkapan ikan di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, melimpah setelah fenomena angin gending berakhir dan kini cuaca kembali normal menyebabkan tangkapan nelayan cukup banyak di perairan wilayah setempat. Kabid Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo Wahid Noor Aziz, Sabtu (23/12) mengatakan cuaca di perairan pantai utara Kabupaten Probolinggo sudah mulai normal, sehingga nelayan setempat pun mulai banyak yang berlayar mencari ikan.
"Hasilnya, tangkapan nelayan meningkat daripada sebelumnya dan jumlah tangkapan nelayan pada saat fenomena angin gending antara Juli-Oktober cukup rendah. Bahkan lebih rendah dibandingkan bulan-bulan sebelumnya," katanya.
Pada Juli 2017 tercatat total tangkapan ikan sebanyak 659,90 ton, Agustus sebanyak 1.696,10 ton, September 1.331,30 ton dan Oktober 1.156 ton dan jumlah itu lebih rendah dari jumlah tangkapan rata-rata bulan Februari-Juni sekitar 2.500 ton.
"Setelah angin gending usai, tangkapan ikan bulan November kembali normal yakni sebanyak 3.458,50 ton. Sedangkan pada Desember, kami belum bisa merilis data karena belum dilakukan rekapitulasi bulanan," tuturnya.
Ia mengatakan berdasarkan data di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Paiton antara 30 November hingga 9 Desember 2017 sekitar 10,06 ton, kemudian antara 10 hingga 18 Desember tercatat 45,72 ton, sehingga total sampai 18 Desember 2017 sebanyak 55,78 ton di TPI Paiton saja.
"Fenomena angin Gending cukup berpengaruh terhadap tangkapan ikan di Kabupaten Probolinggo. Angin Gending adalah fenomena tahunan yang berhembus dari darat menuju laut yang berlangsung bulan Juli hingga Oktober 2017," katanya.
Berdasarkan data dinas perikanan setempat, jumlah nelayan di Kabupaten Probolinggo sekitar 12 ribu orang yang tersebar di tujuh kecamatan pesisir mulai dari Paiton, Kraksaan, Pajarakan, Gending, Dringu, Sumberasih hingga Tongas.
Sebanyak 80 persen nelayan di Kabupaten Probolinggo adalah nelayan kecil dengan perahu di bawah 5 GT (Gross Tonage), sedangkan nelayan dengan perahu besar yaitu dengan kapasitas di atas 5 GT sampai 20 GT hanya sekitar 20 persen saja.