REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Koperasi Jasa Gerakan Nelayan Tani Indonesia (Kopjaganti) berkomitmen membantu meningkatkan kesejahteraan nelayan dan petani melalui berbagai produk inovasi. Produk inovasi itu merupakan produk anak bangsa yang seluruhnya telah diimplementasikan.
"Program kami selain memfasilitasi penyaluran KUR (kredit usaha rakyat) dari perbankan juga membangun ekosistem di desa-desa nelayan dan petani melalui berbagai produk inovasi," kata Ketua Umum Kopjaganti, Dadang Mishal Tofthie di Jakarta, Sabtu (23/12).
Dadang mengatakan, sebagian besar produk inovasi itu merupakan karya anak bangsa serta seluruhnya telah lolos uji akademis sebelum diimplementasikan kepada nelayan/ petani. Seperti di beberapa lokasi desa nelayan di Jawa Tengah dan Jawa Timur saat ini sudah menggunakan alat navigasi yang dinamakan Marlin untuk mencari ikan.
"Marlin merupakan alat navigasi untuk menentukan lokasi-lokasi perairan yang banyak ikannya dalam uji coba di Demak, Pati, dan Banyuwangi nelayan mendapatkan hasil yang sangat siginfikan. Tidak hanya itu alat ini juga dapat digunakan memantau tinggi gelombang dan kecepatan angin, bahkan bisa mengirim sinyal SOS (bantuan) kalau ada masalah di tengah laut," kata Dadang.
Dadang juga menjelaskan, inovasi lainnya adalah lampu untuk nelayan dengan sumber energi berasal dari reaksi kimia air garam yang mampu menghasilkan cahaya tidak kalah dengan tenaga listrik dari diesel disamping biayanya jauh lebih ekonomis. "Masih menggunakan proses kimia dari air garam juga dapat dibuatkan salju sampai masuk ke pori-pori ikan sehingga ikan tetap segar dan kualitasnya tetap terjaga sampai ke pasar," kata Dadang.
Dadang juga menjelaskan saat ini tengah dikembangkan mesin diesel berpenggerak bahan bakar menggunakan basis air garam. Semua inovasi itu akan sangat membantu ekonomi nelayan.
Dadang menjelaskan Kopjaganti ingin menjembatani berbagai invovasi karya anak bangsa dengan nelayan dan petani yang selama ini menjadi anggotanya. Saat ini banyak karya inovasi anak bangsa yang tidak dilihat padahal sebenarnya bisa memberikan manfaat yang sangat besar apabila dikembangkan.
Kopjaganti, jelas Dadang, juga menggandeng PT Katama Suryabumi sebagai perusahaan inovasi dan pemegang paten konstruksi sarang laba-laba untuk membantu petani dan nelayan. Ia mengatakan salah satu produk inovasi yang sudah dikembangkan diantaranya "sulis", kepanjangan dari susu listrik. Melalui alat sederhana ini, peternak sapi dapat menjaga kesegaran susunya dalam waktu yang lama, begitu juga penjual dapat menjaga susu agar tidak rusak dalam jangka panjang.
Dadang juga mengatakan, salah satu produk PT Katama yang juga dapat diimplementasi untuk membuka desa nelayan dan petani adalah matras. Melalui proses kimia, tanah dapat diperkeras agar dapat dilewati berbagai kendaraan untuk mengangkut hasil bumi atau hasil laut.
"Matras ini biayanya lebih murah tanpa menggunakan aspal atau beton, perkerasan dengan memanfaatkan tanah yang ada dengan mencampurkan dengan additive (zat tambahan) membuat tanah menjadi keras. Pemanfaatannya biasanya untuk lahan perkebunan dan pertambangan," jelas Dadang.
Dadang juga mengungkapkan PT Katama selama ini dikenal sebagai pemegang paten untuk konstruksi sarang laba-laba, konstruksi yang didisain untuk daerah gempa, serta konstruksi jaring laba-laba untuk jalan dan bandara udara. Salah satu penemu Inovasi Teknologi Konstruksi Sarang Laba-laba ini merupakan kader PDIP, almarhum Ir Soetjipto Soedjono. "Semua penemuan atau inovasi yang kami pakai semuanya sudah dipergunakan untuk berbagai manfaat bukan hanya wacana," kata Dadang.
Inovasi tersebut, jelas Dadang juga ikut dipamerkan dalam ajang rapat koordinasi PDIP di ICE BSD City Kota Tangerang Selatan 16-17 Desember 2017. Pameran ini disaksikan langsung Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Presiden periode 1998-1999 BJ Habibie, Ketua PDIP Megawati Soekarnoputri, serta sejumlah pejabat.
Dadang berkeyakinan seluruh teknologi yang dipamerkan tersebut akan dimanfaatkan dalam program pembangunan. Pertimbangannya disamping merupakan karya anak bangsa serta semuanya sudah teruji secara akademis dan telah diimplementasi dilapangan.
Terkait program ke depan, Dadang mengatakan, Kopjaganti akan bersinergi dengan 25 juta anggota Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) di seluruh Indonesia. Hal ini sejalan dengan visi dan misi untuk menyejahterakan petani dan nelayan di seluruh Indonesia.
Dalam rangka menjalin kemitraan tersebut, Kopjaganti saat ini telah menyiapkan aplikasi untuk mengkoneksikan petani dan nelayan secara digital. Melalui aplikasi ini petani akan mendapatkan informasi periode panen, informasi penyakit tanaman, informasi pasar, dan lain-lain yang memberikan manfaat bagi petani/ nelayan.
"Saat ini kami sudah memegang big data berpegang kepada KTP Elektronik dan KUR, untuk memudahkan dalam petani atau nelayan masuk dalam layanan digital nantinya," ujar dia.
Dadang juga mengatakan, cara Kopjaganti adalah mengimplementasikan dari teknologi yang dipergunakan dalam ekosistem yang menjadi tujuan. Apabila nantinya berhasil tinggal diduplikasi ke pemerintah kota/kabupaten lainnya.