REPUBLIKA.CO.ID, NGAMPRAH- Indonesian Property Watch mengungkapkan harga rumah di Kota Bandung hingga kuartal kedua tahun 2017 mengalami kenaikan dan tertinggi kedua dibawah Surabaya. Saat ini, harga tanah dan rumah di Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur menjadi yang tertinggi di seluruh Indonesia.
Dengan kondisi tersebut pembangunan perumahan akan banyak bergerak ke wilayah Selatan Kabupaten Bandung dan juga di utara Kabupaten Bandung Barat.
Ketua Pengembang Indonesia (PI), Jawa Barat, Firaldi Akbar Zulkarnain mengatakan harga rumah di Kota Bandung tertinggi kedua setelah Surabaya. Namun, harga tanah di Bandung relatif kalah bersaing dengan Palembang yang berada di urutan kedua.
"Kenaikan harga tanah di Bandung kalah dari Palembang dipengaruhi sejumlah faktor, termasuk tanah di Palembang relatif susah. Tanah di Bandung masih cukup tersedia di daerah selatan seperti di Gedebage," ujarnya saat gathering Pengembang Indonesia di Lembang, Bandung Barat, akhir pekan.
Menurutnya, kondisi Bandung relatif stabil bagi pengembang properti. Saat ini, katanya pembangunan lebih mengarah ke Selatan di Kabupaten Bandung. Sementara di utara ke Bandung Barat di Kota Kota Bandung lebih membangun ke atas.
Ia menambahkan, pada 2018 PI Jabar menargetkan pembangunan perumahan minimal 3.500 unit di antaranya di Bandung Barat, Kuningan dan Cianjur. Segmentasi perumahan sendiri merupakan perumahan murah.
Katanya target tersebut bisa lebih sebab satu developer yang tergabung di PI bisa membangun 100 unit rumah. Selain itu pihaknya mempunyai program perumahan satu hektare di satu kecamatan. Namun bukan berarti satu kabupaten dibangun perumahan di seluruh kecamatan.
Ketua Umum PI Barkah Hidayat mengatakan, pada tahun ini anggota-anggota PI telah membangun 18.043 unit rumah di seluruh Indonesia. Dia menganggap hal itu luar biasa, karena PI baru dibentuk pada tahun ini. Menurutnya, pada 2018 sebanyak 40.600 unit rumah bakal dibangun oleh anggota PI di seluruh Indonesia.