Sabtu 23 Dec 2017 21:33 WIB

Sekjen Kemenhub Upayakan Tambah Gerbong Kereta Medan-Binjai

Sekjen Kementerian Perhubungan Sugihardjo.
Foto: REPUBLIKA/Israr Itah
Sekjen Kementerian Perhubungan Sugihardjo.

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Sekjen Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Sugihardjo tak hanya memeriksa kesiapan Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatra Utara (Sumut) dalam menangani lalu lintas pesawat dan kenaikan penumpang menjelang libur akhir tahun. Sugihardjo juga meninjau pengoperasian kereta bandara serta kereta api jurusan lainnya ke berbagai kota di Sumut dari Stasiun Medan pada Sabtu (23/12).

Setelah berdiskusi dengan Kepala Divre I PT KAI Sumut, Aslikan, Sugihardjo mendapatkan sejumlah catatan yang akan ditindaklanjutinya di level pusat.

"Saya sebagai Sekjen akan merapatkan di pusat, baik dengan Dirjen KA maupun PT KAI untuk bagaimana kereta ekonomi Medan-Binjai ditambah kapasitasnya," kata pria kelahiran Cirebon ini saat berbicara kepada wartawan.

Ada 12 jadwal keberangkatan KRD Sri Lelawangsa dari Medan ke Binjai dan sebaliknya. Ia mengungkapkan, lokomotif yang tersedia saat ini sudah cukup. Namun gerbong kereta yang hanya berjumlah empat per keberangkatan dinilai kurang. Sebab, peminat kereta ekonomi ini sangat tinggi. Menurut Sigihardjo, dalam kondisi tertentu PT KAI menaikkan penumpang sampai 150 persen yang merupakan batas aman ditoleransi agar bisa mengangkut penumpang.

"Kalau dalam rangkaian itu ditambah dua menjadi enam, maka itu sudah meningkatkan kapasitas sebesar 50 persen. Tapi kereta ekonomi seperti itu memang tak tersedia di sini. Kami akan bahas di tingkat pusat untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat," kata pria 56 tahun ini.

Ia juga mengemukakan usulan penambahan satu sampai dua stasiun di antara Stasiun Medan dan Stasiun Binjai. Ini, kata dia, akan menambah minat penumpang untuk menggunakan moda transportasi kereta ekonomi tersebut.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement