Ahad 24 Dec 2017 05:32 WIB

Potong Gigi Massal di Bali Berjalan Lancar

Seorang perempuan Bali mendapat gosokan kikir pada giginya saat ritual metatah (ilustrasi)
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Seorang perempuan Bali mendapat gosokan kikir pada giginya saat ritual metatah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengapresiasi pelaksanaan ritual metatah (potong gigi) massal yang digelar oleh Yayasan Angel Hearts bekerja sama dengan Veda Poshana Ashram Denpasar dan Yayasan Shanti Buwana untuk membantu umat yang kurang mampu.

"Saya berharap setelah mengikuti prosesi ini, semua kekotoran dan sifat negatif dalam diri dapat dikendalikan dan dihilangkan," kata Sudikerta di sela-sela menghadiri ritual metatah massal tersebut di Desa Budaya Kerthalangu, Denpasar, Sabtu (23/12).

Dalam kesempatan itu, Sudikerta berpesan agar upacara metatah jangan hanya diartikan sebagai kegiatan potong gigi semata. Mereka yang menjalani prosesi ini hendaknya memaknai upacara ini sebagai salah satu upaya untuk menghilangkan kekotoran dan mengendalikan "Sad Ripu" atau enam sifat buruk yang ada pada diri masing-masing.

"Saya berharap lebih banyak lagi lembaga yang terketuk untuk melaksanakan kegiatan semacam ini," ujarnya.

Orang nomor dua di Bali itu juga mengingatkan agar umat senantiasa menyatukan langkah dan pikiran untuk menjaga kerukunan serta kelestarian adat budaya Bali.

Ia pun meminta masyarakat jangan mudah percaya dengan informasi negatif yang dapat merusak persatuan warga Bali. "Mari kita tangkal hal negatif yang dapat mengancam persatuan dengan memperdalam pemahaman ajaran agama dan meningkatkan bakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan)," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Wagub Sudikerta didaulat untuk menjadi "sangging" kehormatan yang menandai dimulainya prosesi metatah massal.

Sementara itu, Ketua Panitia Upacara Metatah Massal Wiwien H. Wiguna menyampaikan terima kasih atas kesediaan Wagub Sudikerta untuk menyaksikan prosesi tersebut. Kegiatan yang baru pertama kali digelar ini mendapat sambutan positif dari umat Hindu yang berasal dari kabupaten/kota se-Bali. 

Prosesi upacara yang berlangsung selama 2 hari ini diikuti oleh 124 peserta dan "dipuput" atau dipimpin oleh lima orang sulinggih (pendeta Hindu). "Kami berharap kegiatan ini dapat dilaksanakan secara berkesinambungan pada tahun-tahun mendatang," kata Wiwien.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement