Ahad 24 Dec 2017 09:27 WIB

Tembin Porak Porandakan Mindanao

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Budi Raharjo
Tanah longsor di Filipina.
Foto: Philstar
Tanah longsor di Filipina.

REPUBLIKA.CO.ID,MANILA -- Lebih dari 180 orang dilaporkan tewas dan puluhan lainnya menghilang saat badai tropis melanda Filipina selatan. Badai Tembin menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor di beberapa bagian pulau Mindanao.

Dua kota yang terkena kerusakan parah adalah Tubod dan Piagapo di mana sejumlah rumah terkena timbunan batu-batu besar. Badai Tembin dengan kecepatan angin hingga 80 km per-jam (50 mph) melintasi Mindanao hingga pulau resor Palawan dan akan bergerak lebih jauh ke arah barat.

Dilansir dari BBC, Filipina secara teratur sering terkena badai tropis yang mematikan meskipun untuk wilayah Mindanao sendiri tidak sering. Badai Tembin yang dikenal sebagai Vinta di Filipina mulai menyerang Mindanao pada hari Jumat dengan keadaan darurat. Kondisi tersebut diumumkan di beberapa daerah termasuk daerah Lanao del Norte dan Lanao del Sur.

Pejabat daerah yang dikutip oleh situs Rappler mengatakan ada 127 korban tewas di Lanao del Norte, sebanyak 50 korban di semenanjung Zamboanga, dan setidaknya 18 korban di Lanao del Sur. Petugas polisi Tubod Gerry Parami mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa setidaknya ada 19 kematian di Lanao del Norte.

Desa Dalama yang terpencil tersapu habis oleh banjir bandang. "Sungai itu naik dan sebagian besar rumah hanyut, desa sudah tidak ada lagi," ujar petugas tersebut.

Parami juga mengatakan bahwa para sukarelawan menggali lumpur untuk mencoba mencari mayat di desa tersebut. Pejabat lain juga mengatakan kepada AFP bahwa setidaknya 10 orang telah tewas di kota Piagapo yang berada 10 km dari arah timur Tubod. "Kami telah mengirim tim penyelamat namun tidak banyak kemajuan yang terjadi," ujar Saripada Pacasum.

Kematian lebih banyak dilaporkan terjadi di kota Sibuco dan Salug. Pemadaman listrik dan hilangnya jalur komunikasi disebut telah menghambat upaya penyelamatan.

Andrew Morris dari badan PBB Unicef di Mindanao mengatakan di beberapa daerah terdapat risiko penyakit yang besar. Risiko tersebut terutama mengintai anak-anak dan memulihkan persediaan air bersih akan menjadi prioritas penyelamatan.

"Provinsi Lanao del Sur adalah wilayah yang paling miskin di Filipina dan dalam tujuh bulan terakhir ada sekitar 350.000 orang mengungsi di provinsi tersebut karena pertempuran," ujar Andrew Morris kepada BBC yang merujuk pada pertempuran antara pasukan pemerintah dan militan Islam di Marawi.

Sehingga Morris menyatakan yang menjadi prioritasnya kemarin dan pagi ini adalah benar-benar mengecek situasi pengungsi tersebut. Badai Tembin datang kedua kalinya di pulau Balabac di kepulauan Palawan dan diperkirakan akan melakukan perjalanan ke barat, bagian selatan Kepulauan Spratly hingga Vietnam selatan dalam waktu sekitar tiga hari.

Seminggu yang lalu, Badai Tropis Kai-Tak juga melanda Filipina tengah dan menewaskan puluhan orang. Wilayah tersebut masih dalam masa pemulihan dari Topan Haiyan yang menewaskan lebih dari 5.000 orang dan menyebabkan jutaan orang terkena dampak pada tahun 2013. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement