Ahad 24 Dec 2017 12:23 WIB

Erupsi Masih Aman, Pengungsi Gunung Agung 71.045 Jiwa

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Joko Sadewo
Presiden Joko Widodo menyapa wisatawan mancanegara saat mengunjungi objek wisata Pantai Kuta, Bali, Jumat (22/12). Kunjungan Presiden Jokowi tersebut untuk mengetahui kondisi pariwisata di kawasan Kuta sebelum memimpin rapat terbatas terkait penanganan dampak erupsi Gunung Agung pada sektor pariwisata Bali.
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Presiden Joko Widodo menyapa wisatawan mancanegara saat mengunjungi objek wisata Pantai Kuta, Bali, Jumat (22/12). Kunjungan Presiden Jokowi tersebut untuk mengetahui kondisi pariwisata di kawasan Kuta sebelum memimpin rapat terbatas terkait penanganan dampak erupsi Gunung Agung pada sektor pariwisata Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Gunung Agung kembali erupsi pada Ahad (24/12) pukul 10.05 WITA. Meski dinyatakan aman, namun  tercatat 71.045 jiwa yang tersebar di 239 titik pengungsian.

Erupsi Gunung Agung tersebut disertai dengan asap kelabu tebal dengan tinggi kolom abu vulkanik sekitar 2.500 meter di atas puncak kawah mengarah ke Timur Laut. Sebelumnya, pada Sabtu (23/12) pukul 11.57 WITA, Gunung Agung juga mengalami erupsi dengan asap kelabu tebal setinggi sekitar 2.500 meter condong ke timur laut. Hujan abu disertai pasir tipis terjadi di sekitar lereng Gunung Agung, seperti di Tulamben, Kubu

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPBSutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, jumlah pengungsi erupsi Gunung Agung saat ini tercatat 71.045 jiwa yang tersebar di 239 titik pengungsian. Sebaran dari pengungsi tersebut adalah 42.928 jiwa di Kabupaten Karangasem, 11.441 jiwa di Kabupaten Klungkung, 9.938 jiwa di Kabupaten Buleleng, 977 jiwa di Kabupaten Bangli, 3.502 jiwa di Kabupaten Gianyar, 205 jiwa di Kabupaten Jembrana, 730 jiwa ada di Kabupaten Tabanan, 590 jiwa di Kabupaten Badung, dan 734 jiwa di Kota Denpasar.

"Pemenuhan kebutuhan dasar bagi para pengungsi akan terus dipenuhi oleh Pemerintah dan Pemda dibantu dari dunia usaha, NGO, relawan, dan masyarakat," kata Sutopo, Ahad (24/12).

Saat ini, sambung Sutopo, masyarakat sudah teredukasi dengan cukup baik mengenai erupsi dan ancaman dari Gunung Agung. Masyarakat tidak mudah percaya pada hoax atau informasi yang menyesatkan.

"Semua mengacu pada PVMBG sebagai institusi yang kompeten terkait aktivitas gunung api. Adanya Pasebaya Gunung Agung yang didukung jaringan radio komunikasi melingkari Gunung Agung menyebabkan informasi dapat cepat dan akurat sampai kepada masyarakat," tuturnya.

Sutopo menambahkan, masyarakat dihimbau untuk tetap tenang. Jangan terpancing pada informasi yang meresahkan. "Namanya gunung api, apalagi gunung api berstatus Awas, pasti masih sering mengalami erupsi. Erupsi tidak membahayakan selama berada di luar radius yang telah ditetapkan PVMBG," ujarnya.

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement