REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Kapten Real Madrid Sergio Ramos mengungkapkan komentar politis yang kontroversial usai timnya kandas 0-3 saat laga El Clasico menjamu FC Barcelona, Sabtu (23/12). Ramos mengatakan dirinya bisa saja di penjara bersama pemimpin pemberontak di Katalan, atas insiden kartu kuning yang di dapatkan saat pertandingan.
Celetukannya tersebut bisa membuat kabut politik antara Spanyol dan Katalonia semakin menebal. Sebab ucapan Ramos tersebut, menyertakan pemimpin Katalonia, Carles Puigdemont. "Di Barcelona, saya bisa saja di penjara bersama Puigdement. Tapi saya tidak berniat memukul Luis Suarez," kata dia, seperti dikutip dari Espana Football, Ahad (24/12).
Sebetulnya, jawaban Ramos tersebut berasal dari pertanyaan wartawan tentang insiden kartu kuning yang dia terima saat pertandingan. Saat menjamu Barcelona di Santiago Bernabeu, Ramos dihukum kartu kuning pada menit ke-59 oleh wasit Jose Sanchez.
Kartu kuning tersebut, dinilai lebih baik dari hukuman yang harus Ramos terima lantaran memukul wajah Suarez. Dalam video ulang pertandingan, pada menit ke-59, setelah Madrid tertinggal 0-1 dari Barca, para penggawa tuan rumah mencoba membalas gol dengan melakukan serangan balik ke areal bertahan tim tamu.
Ramos yang berposisi sebagai pemain bertahan ikut membantu serangan sampai ke tengah lapangan. Saat mencoba berebut bola dari umpan jauh, Ramos berhadapan dengan Suarez. Tampak dalam video, Ramos kalah dalam merebut bola tersebut. Tetapi tetap berusaha keras menghalangi Suarez, sampai terlihat memukul wajah pemain asal Uruguay tersebut.
Suarez yang tampak kesakitan, memilih menjatuhkan diri. Wasit yang melihat kejadian tersebut, meniup pluit tanda pelanggaran. Wasit pun melihat pelanggaran yang dilakukan Ramos tersebut, harus diganjar kartu peringatan. Ramos tampak protes dengan kartu kuning tersebut. Namun wasit tak menggubris protes dari pemain Spanyol itu.
Para suporter Barcelona yang menonton di stadion pun meneriakkan cacian kepada Ramos atas insiden pemukulan itu. Usai laga, ketika wartawan menanyakan insiden tersebut, Ramos menjawab makian para suporter Barcelona dengan mengatakan untuk bersedia dipenjara bersama Puigdemont.
Puigdemont, merupakan pemimpin kemerdekaan Katalonia dari Spanyol. Saat ini Puigdemont dalam pelarian di Belgia setelah pemerintahan di Madrid, menganggapnya sebagai tokoh separatis dan pemberontak.