REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Kasus penyebaran dan penularan Kolera di Yaman terjadi sangat tinggi dan berangsur menurun seiring waktu. PBB memperingatkan, walaupun keadaan sudah membaik, akan tetapi pencegahan dan penanganan harus tetap dilakukan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memberikan pernyataan, kasus kolera yang merebak di Yaman adalah kasus terbesar selama 14 tahun terakhir. Juru Bicara WHO, Tarik Jasarevic mengatakan, korban tewas oleh kolera tersebut sebesar 2.227 jiwa yang dinilia masih sedikit dibandingkan orang yang terkena wabah.
"Penting untuk memahami ini, satu juga orang yang sakit, 99,7 persen dari mereka selamat dan pulih dari kolera," ujar dia seperti dilansir voanews.com, Ahad (24/12).
Oleh karena itu, kata Tarik, diharapkan semua orang harus bekerja sama untuk memastikan wabah Kolera tersebut hilang sempurna. Saat ini, kata dia, WHO masih memberikan dukungan untuk kasus Kolera tersebut dlam bentuk pemberian pusat penanganan pengobatan dan beberapa hal lainnya.
"Sejak awal wabah Kolera merebak, kamu menyelamatkan puluhan riu nyawa dengan mendirikan pusat pengobatan," jelas dia.
Meskipun membaik, Tarik menjelaskan, situasi kesehatan di Yaman masih rentan terhadap endemik penyakit. Bahaya tersebut, kata dia, disebabkan keterlambatan bantuan medis karena blokade negara-negara Arab.