REPUBLIKA.CO.ID, REMBANG -- Para petani di wilayah Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah menyambut masa tanam dengan asa yang kian membuncah. Di Desa Tegaldowo, misalnya, semangat para petani untuk menanam padi semakin tinggi. Karena sebagain lahan tadah hujan yang berada di wilayah mereka, kini bisa mendapatkan air dari embung.
“Kalau padi, di sini dulu hanya jenis gogo rancah atau tanaman padi yang ditanam tanpa perlu genangan air. Sekarang petani bisa mendapatkan air dari embung,” ujar Purnadi (59), salah seorang warga Desa Tegaldowo,” Sabtu (24/12).
Purnadi dan petani lainnya tinggal di wilayah Ring I pabrik PT Semen Indonesia. Di kawasan Ring I ini, kata dia, PT Semen Indonesia telah membangun embung Tegaldowo untuk menampung air hujan, di atas areal seluas 1,3 hektare. Air dari embung ini akan mengalir secara manual lahan pertanian di sekitar embung, manakala debit airnya naik.
Untuk lahan pertanian yang lokasinya berada relatif lebih jauh dari embung, juga bisa mendapatkan air dengan mengggunakan pompa menuju sawah mereka melalui saluran irigasi yang sebelumya sudah ada.
Sekarang, lanjutnya, lahan pertanian di sekitar embung tampak menghijau bukan oleh tanaman jagung saja. Namun juga oleh hamparan sawah dan tanaman padi. “Karena setelah mendapatkan air lahan pertanian mereka bisa diolah dengan menggunakan traktor tangan,” kata dia.
Sementara itu PT Semen Indonesia memiliki komitmen untuk mewujudkan embung yang memiliki kemnfaatan bagi warga yang ada di sekitar pabrik Rembang ini. Baik untuk pertanian, perkebunan maupun pemenuhan air bersih.
Kepala Biro Komunikasi PT Semen Indonesia, Sigit Wahono sebelumnya menyampaikan, selain embung Tegaldowo, selanjutnya juga dibangun embung Kemendung juga di Kecamatan Gunem, embung Kadiwono di Desa Kadiwono, Kecamatan Bulu serta embung Kaliori.
“Ini sudah menjadi komitmen perusahaan untuk mewujudkan pabrik yang mampu memberikan nilai manfaat kepada masyarakat yang ada di sekitarnya, khususnya masyarakat di kabupaten Rembang,” katanya.