REPUBLIKA.CO.ID, REMBANG -- Petani yang berada di Ring I wilayah operasional parik Semen Indonesia mengaku semakin semangat menghadapi musim tanam. Keberadaan embung memupuk semangat mereka.
Di Desa Tegaldowo, semangat para petani untuk menanam padi semakin tinggi. Karena sebagain lahan tadah hujan yang berada di wilayah mereka, kini bisa mendapatkan air dari embung.
Jumari (56), petani Desa Tegaldowo yang ditemui di sela menyiapkan benih padi mengakui, pertanian yang berada di wilayah desanya ini memang didominasi oleh tanaman jagung. Karena lahan yang ada sebenarnya merupakan lahan tadah hujan.
Selain itu, kata dia, warga juga memanfaatkan lereng-lereng perbukitan serta sela bebatuan kapur untuk menanam jagung. Namun dengan keberadaan embung yang dibangun pada tahun 2016 lalu, perluasan lahan persawahan mulai tampak karena adanya air dari embung.
Ia sendiri mengolah sawah yang berada tidak jauh dari salah satu instalasi milik pabrik semen, PT Semen Indonesia. Menurutnya, pertanian masih tetap bisa dilakukan di kawasan Ring I pabrik semen ini.
Satu hal lagi, ia juga tak khawatir untuk menggarap sawah, meskipun perkiraan masa tanam meleset. Karena sekarang sudah ada embung yang dapat menympan cadangan air untuk pertanian.
“Seandainya para petani sudah terlanjur melakukan penanaman dan tidak ternyata intensitas hujan masih kurang, maka petani masih bisa mengandalkan irigasi dari embung Tegaldowo,” kata dia.
Kepala Biro Komunikasi PT Semen Indonesia, Sigit Wahono sebelumnya menyampaikan, selain embung Tegaldowo, selanjutnya juga dibangun embung Kemendung juga di Kecamatan Gunem; embung Kadiwono di Desa Kadiwono, Kecamatan Bulu serta embung Kaliori.
“Ini sudah menjadi komitmen perusahaan untuk mewujudkan pabrik yang mampu memberikan nilai manfaat kepada masyarakat yang ada di sekitarnya, khususnya masyarakat di kabupaten Rembang,” katanya.