REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendidikan agama sangat penting ditanamkan sejak usia dini. Langkah ini perlu dilakukan untuk membangun perkembangan mental anak.
Peneliti Senior di Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah, Didin Syafruddin, mengatakan, cara paling gampang menanamkan pendidikan agama melalui peran orang tua dan keluarga. "Keterlibatan orang tua dan keluarga sangat penting dalam mendidik agama, selain bisa memahami ajaran agama secara baik dan benar sekaligus bisa mencegah paham radikalisme dan ekstremisme," ujarnya kepada Republika.co.id, Jakarta, Senin (25/12).
Sayangnya, di jaman era teknologi ini justru peran pendidikan agama dalam keluarga belum sepenuhnya dilakukan oleh orang tua. Ini dikarenakan lemahnya kontrol dan prinsip keteladanan orang tua tidak terbangun sejak dini.
Padahal, ayah-Ibu, sebagai pendidik pertama dan utama dalam keluarga memegang peranan penting dan strategis dalam mendidik anak-anaknya. Ini berarti pendidikan dalam keluarga sangat menentukan baik dan atau buruknya pendidikan terhadap anak.
"Kita sadari keluaga penting mengatasi ekstremisme pada anak, tapi sekarang ini justru ada orang tua yang rentan paham ekstremisme, dan ada keluarga yang menjadi penyebar ekstremisme," ucapnya.
Oleh karena itu, orangtua mempunyai peran yang sangat penting dalam membentuk moral kepribadian anak, yaitu melalui pendidikan yang dipraktikkan melalui sikap perbuatan atau teladan dalam kehidupan sehari-hari.
"Pendidikan yang paling utama dalam membentuk moral kepribadian anak adalah pendidikan agama. Pendidikan agama di sekolah hanya diberikan dua jam pelajaran. Dengan alokasi waktu tersebut, tidak akan mampu membentuk anak berperilaku baik," ungkapnya.
Di sisi lain, pendidikan agama harus dilakukan semata-mata demi pembentukan karakter bangsa menjadi lebih baik dan religi. "Anak-anak merupakan aset negara, sebuah generasi yang akan meneruskan perjuangan para pendahulu dimasa mendatang. Karenanya, pendidikan agama menjadi hal yang utama dalam pembentukan karakter anak," ucapnya.
Sementara Pimpinan Persaudaraan Muslimah (PP) Salimah terus melakukan upaya peningkatan peran dan keteladanan ibu dalam pendidikan anak di era digital. Langkah ini guna membentengi anak dari bahaya pornografi, NAPZA, pergaulan bebas dan bahaya gadget.
Ketua PP Salimah DKI Jakarta Trias Ambarwati mengatakan, peran keluarga sangat penting dalam membentengi anak dari penyakit masyarakat, mengingat semakin meningkatnya kasus tersebut. "Pada dasarnya kita ingin merangkul orang tua dan anak-anak dalam konteks jaman now. Kami termotivasi membentuk ruang atau wadah buat anak dan orang tua dengan melakukan hal saling bersinergi," ujarnya kepada Republika.co.id.
Salimah merupakan suatu organisasi perempuan yang telah tertata secara profesional dan kuat serta dengan perannya meningkatkan kualitas perempuan, anak dan keluarga Indonesia dengan fokus pada program sosial, pendidikan dan ekonomi termasuk didalamnya terdapat urusan obat dan pangan.