REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kapolres Lombok Timur AKBP M Eka Fathurrahman melaporkan terjadinya sengatan listrik terhadap satu keluarga di Dusun Larangan, Desa Pijot, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Senin (25/12).
Empat korban meninggal yang berasal dari satu keluarga ini bernama Sanah (60 tahun), Sanah (50), dan dua anaknya bernama, Hikmatullah (35) dan Haeriah (37).
Eka menjelaskan, kronologi kejadian bermula saat Ibu Sanah berangkat ke sawah untuk mengumpulkan siput dan akan dijual di pasar pada Senin (25/12) pukul 08.00 WITA. Kemudian, Ibu Sanah ditemukan tidur telentang di pematang sawah dengan sebuah ember mengapung di dekatnya.
Sontak, sang keluarga, Bapak Sanah beserta dua anaknya, Hikmatullah dan Haeriah langsung menuju ke tempat kejadian. Haeriah dan Hikmatullah yang berniat menolong sang Ibu tiba-tiba ikut terjatuh dan tertidur sambil memeluk ibunya dan tidak bergerak. Pun dengan sang suami, Bapak Sanah yang ikut turun ke sawah untuk membantu terjatuh dan tidak bergerak.
"Setelah itu masyarakat banyak datang dan memutuskan kabel arus listrik dari tiang utama menuju tiang penyangga di tengah sawah," ujar Eka dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id di Mataram, NTB, Senin (25/12).
Kemudian, lanjut Eka, masyarakat bersama dengan petugas kepolisian mengangkat dan membawa korban dari tengah sawah ke UGD PKM Keruak. "Setelah sampai di UGD PKM dilaporkan keempat korban sudah meninggal dunia."
Eka menyampaikan, sumber arus listrik yang mengakibatkan korban meninggal dunia berasal dari kabel sekunder sambungan rumah dari tiang utama trafo menuju rumah korban yang berjarak sekitar 250 meter dari tiang utama melalui tiang besi penyangga di tengah sawah.
"Diduga kabel sekunder tersebut terkelupas dan mengalirkan arus listrik ke tiang penyangganya. Korban diduga sempat memegang besi penyangga dan tersengat arus listrik," ucap Eka.
Deputi Manajer Hukum dan Humas PLN Wilayah NTB Fitriah Adriana mengatakan, kejadian tersebut bermula dari adanya pohon tumbang yang menimpa jaringan PLN, yaitu jaringan sambungan rumah. Fitriah melanjutkan, kabel dari jaringan tegangan rendah menuju rumah pelanggan merupakan kabel yang tertimpa pohon tersebut.
"Kabel itu tidak putus, namun karena isolator pengaman antara kabel tembaga dengan luar itu terbuka karena tertimpa pohon sehingga arusnya masih bisa keluar. Kondisi hujan dan pohon basah akibatkan aliran listrik keluar sehingga tidak aman," ujar Fitriah.
Fitriah menegaskan air dan batang pohon yang basah ditengarai menjadi penyebab sebagai penghantar aliran listrik mengingat kondisi sedang hujan. Ia mengimbau masyarakat yang melihat jaringan tidak normal untuk tak mendekat dan segera melaporkan ke petugas PLN untuk dilakukan perbaikan.