REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama 2017 ujaran kebencian berbau SARA dan penodaan agama tumbuh subur seperti cendawan di musim hujan. Pengalaman selama 2017 ini diharapkan oleh Ketua Umum PP. Muhammadiyah, Haedar Nashir tidak terulang di tahun politik.
"Pesan Muhammadiyah menghadapi ujaran kebencian, intoleransi, dan masalah SARA. Pertama, umat dan bangsa harus mengedepankan kebersamaan dan keadaban sebagai bagian dari misi Islam rahmatan lil-'alamin," kata Haedar kepada Republika.co.id, Senin (25/12).
Kedua, kata dia, umat Islam dan masyarakat pada umumnya jangan mudah terbawa provokasi isu SARA. Sebab, yang rugi adalah masa depan Indonesia.
Ketiga, isu SARA dan masalah toleransi, intoleransi, radikalisme, kebinekaan, dan masalah nasional lainnya pada umumnya saling kait dan tidak parsial dari sistem kehidupan keumatan dan kebangsaan yang kompleks.
"Karenanya jangan disederhakan dan disimplifikasi secara sepihak dan parsial agar tidak merugikan kehidupan bersama," ucap Haedar.
Keempat, segenap elite dan warga umat maupun bangsa diminta lebih seksama dan dewasa dalam menghadapi isu dan keadaan di masyarakat. Agar tidak saling merugikan satu sama lain dan sebaliknya dapat membangun kehidupan bersama secara ukhuwah, damai, dan penuh keadaban.
Bila ini semua bisa dijalankan, Haedar yakin menghadapi tahun politik 2018 dan 2019, kebersamaan akan terbangun menuju Indonesia bersatu berkemajuan.