Selasa 26 Dec 2017 07:16 WIB

Paus Sebut Timur Tengah Terus Menderita karena Konflik

Rep: marniati/ Red: Dwi Murdaningsih
Paus Fransiskus menyampaikan pesan Natal Urbi et Orbi (Untuk Kota dan Dunia) dari balkon utama St. Peter's Basilica di Vatikan, Senin (25/12).
Foto: AP Photo/Alessandra Tarantino
Paus Fransiskus menyampaikan pesan Natal Urbi et Orbi (Untuk Kota dan Dunia) dari balkon utama St. Peter's Basilica di Vatikan, Senin (25/12).

REPUBLIKA.CO.ID, VATICAN CITY---- Paus Fransiskus menyampaikan pesan natalnya pada Senin untuk meminta solusi dua negara dalam mengakhiri konflik Israel-Palestina. Hal ini diperlukan setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel yang memicu ketegangan regional.

Paus menyampaikan pidatonya di balkon Basilika Santo Petrus. Ia mengatakan anak-anak Timur Tengah terus menderita karena meningkatnya ketegangan antara orang Israel dan Palestina. Menurutnya, anak-anak paling menderita akibat perang, migrasi dan bencana alam yang diakibatkan manusia hari ini.
 
 
Francis berbicara tentang konflik Timur Tengah dan masalah dunia lainnya dalam pidatonya "Urbi et Orbi" (ke kota dan dunia), empat hari setelah lebih dari 120 negara mendukung sebuah resolusi PBB yang mendesak Amerika Serikat untuk mencabut keputusannya di Yerusalem.
 
Warga Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka, sedangkan Israel telah menyatakan seluruh kota tidak dapat dibagi. Selain mengomentari konflik Israel-Palestina, Paus juga mengomentari krisis Rohingya.
 
Francis yang merupakan pemimpin 1,2 miliar umat Katolik Roma di dunia, juga meminta perlindungan bagi Rohingya selama perjalanannya baru-baru ini ke Myanmar dan Bangladesh. Dia juga mendesak dunia untuk melihat anak-anak yang tidak berdosa yang menderita akibat peperangan di Suriah dan Irak dan juga di Yaman. Ia mengeluh bahwa mereka telah dilupakan, dengan implikasi kemanusiaan yang serius bagi rakyatnya, yang menderita kelaparan dan penyakit.
 
Dia juga menyinggung konflik di Sudan Selatan, Somalia, Burundi, Republik Demokratik Kongo, Republik Afrika Tengah, Ukraina dan Venezuela. Pada misa Malam Natal di Basilika Santo Petrus pada Ahad , Fransiskus sangat membela imigran dan anak-anak yang menjadi korban peperangan.
 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement