REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Turnamen catur internasional akan digelar di Arab Saudi pada akhir bulan ini. Selama bertahun-tahun, catur telah menjadi bagian penting dalam sejarah sepanjang era Muslim.
Menurut catatan sejarah dan buku sastra, catur sangat terkenal di kalangan elit dari beberapa masyarakat Arab dan Muslim. Pangeran Arab, sultan, penulis, ahli bahasa, penyair dan doktor yang menguasai permainan tersebut.
Dilansir dari Al Arabiya, Selasa (26/12), mereka yang menyukai catur termasuk pendiri dinasti Ayyubiyah, Saladin al-Ayoubi, khalifah Harun al-Rashid, al-Mu'tadid dan al-Mu'tazz dan penyair Moti Ibn Iyas. Adapula Arib al-Ma'muniyya, wanita yang sangat cantik yang terkenal dengan kemampuan caturnya yang luar biasa.
Beberapa sejarawan mengatakan, bahwa dia adalah anak perempuan Jaafar al-Barmaki dan dia diculik saat masih muda. Khalifah Al-Ma'mun kemudian membelinya. Menurut penulis biografi Yaqut al-Hamawi, Abu Bakar bin Yahya al-Suli, pendamping khalifah Abbasiyah, adalah salah satu dari mereka yang menguasai permainan catur pada saat itu.
Catatan sejarah tentang catur berbeda-beda. Karena banyak orang mengklaim bahwa orang Arab mengajarkannya kepada orang Barat melalui Andalusia dan selama Perang Salib. Namun, masih belum jelas di mana catur tersebut berasal dari sekian jejak yang berakar ke India. Sementara yang lainnya melacak jejak catur ke Cina.
Catur adalah permainan berpikir, mengingat banyaknya kemungkinan yang terkait dengan setiap gerakan. Permainan catur diajarkan kepada anak-anak di sekolah di banyak negara, seperti di Rusia. Karena catur dinilai bisa membantu mengembangkan logika dan prinsip kausalitas.