REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perekonomian India diprediksi akan melompati Inggris dan Perancis pada 2018 mendatang. Hal ini disampaikan berdasarkan hasil riset oleh The Centre for Economics and Business Research (Cebr), Inggris.
Deputy Chairman Cebr, Douglas McWilliams mengatakan, lompatan perekonomian India pada 2018 akan didorong oleh harga energi dan tekonologi yang murah. Peningkatan pertumbuhan ekonomi India merupakan bagian dari tren yang akan melihat ekonomi Asia semakin mendominasi dalam peringkat 10 besar wilayah dengan perekonomi terbesar selama 15 tahun kedepan.
"Meskipun ada kemunduran sementara, perekonomian India masih berhasil menyusul Perancis dan Inggris pada 2018. Hal ini menjadikan India menjadi negara ekonomi terbesar kelima di dunia dalam term dollar AS," ujar McWilliams dilansir Reuters, Selasa (26/12).
McWilliams mengatakan, pertumuhan India telah diperlambat oleh adanya pembatasan uang kertas bernilai tinggi dan pajak penjualan baru. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Cina diperkirakan akan menyalip Amerika Serikat pada 2032.
Sedangkan Inggris diperkirakan akan tertinggal dari Prancis selama beberapa tahun ke depan. Berdasarkan riset Cebr, efek Brexit terhadap ekonomi Inggris pengaruhnya kecil sehingga kemungkinan Inggris bisa menyalip Perancis lagi di 2020.
Di sisi lain, perekonomian Rusia rentan terhadap harga minyak dan terlalu bergantung pada sektor energi. Akibatnya, Rusia akan jatuh ke posisi 17 pada 2032. Berdasarkan jajak pendapat Reuters terhadap para ekonom pada akhir Oktober menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi global pada 2018 diperkirakan meningkat dari 3,5 persen menjadi 3,6 persen.