REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Australia menyerap paling banyak ekspor perabot dan penerangan rumah tangga dari Bali yakni mencapai 16,48 persen dari total pengapalan hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Pulau Dewata senilai 3,64 juta dolar AS selama bulan Oktober 2017.
"Hasil industri kerajinan skala rumah tangga itu menembus pasaran luar negeri. Setelah Australia menyusul Amerika Serikat yang menyerap 11,51 persen," kata Kepala Bidang Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, I Gede Nyoman Subadri di Denpasar, Bali, Selasa.
Perabot dan penerangan rumah tangga yang dikapalkan ke pasaran luar negeri itu berbahan baku bambu dihiasi dengan anyaman rotan sehingga sangat unik dan antik. Perabotannya seperti kursi, lemari, meja, tempat tidur dan pembatas ruangan.
Selain itu, juga ada berupa patung unik dan antik dari bahan baku akar bambu yang banyak diminati pasaran luar negeri, terutama konsumen Australia dan Amerika Serikat. Patung dari akar bambu banyak diproduksi oleh perajin dan seniman dari Kabupaten Bangli dan Gianyar berupa binatang, bebek, topeng dan patung yang disesuaikan dengan bentuk bahan bakunya.
Akar bambu biasanya tumbuh berumpun. ''Perajin yang kreatif mampu mengolah akar tersebut menjadi patung wayang atau binatang yang sangat disenangi masyarakat konsumen di luar negeri,'' ujar I Gede Nyoman Subadri.
Ia mengatakan, hasil kerajinan berupa perabot rumah tangga juga diminati konsumen Jepang yang menyerap 4,76 persen, Belanda 3,34 persen, China 2,80 persen, Singapura 0,52 persen, Hong Kong 1,76 persen, Thailand 0,66 persen dan Jerman 1,30 persen.
Sedangkan 56,87 persen sisanya menembus berbagai negara lainnya di belahan dunia, karena perabot penerangan rumah tangga itu sangat diminati konsumen luar negeri, karena praktis dan mempunyai nilai seni yang tinggi.
I Gede Nyoman Subadri menjelaskan, Bali mengapalkan perabot dan penerangan rumah tangga sebesar 3,64 juta dolar AS selama bulan Oktober 2017, meningkat 840.793 dolar AS atau 29,94 persen dibanding bulan sebelumnya (September 2017) yang tercatat 2,80 juta dolar AS.
Namun dibanding periode sama tahun sebelumnya perolehan devisa tersebut merosot 473.634 dolar AS atau 11,49 persen, karena bulan Oktober 2016 pengiriman perabot dan penerangan rumah itu mampu meraup devisa sebesar 4,12 juta dolar AS.
I Gede Nyoman Subadri menambahkan hasil kerajinan sentuhan tangan-tangan terampil perajin dan seniman Bali itu mampu memberikan kontribusi sebesar 7,65 persen dari total ekspor Bali mencapai 47,69 juta dolar AS selama Oktober 2017, meningkat 2,72 juta dolar AS atau 6,05 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 44,97 juta dolar AS.
Sedangkan dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya perolehan total ekspor Bali tersebut merosot 6,08 juta dolar AS atau 11,31 persen, karena bulan Oktober 2016 perabot dan penerangan rumah itu menghasilkan devisa sebesar 53,77 juta dolar AS.