Selasa 26 Dec 2017 14:04 WIB

Warga Palangkaraya Keluhkan Harga Elpiji 3 Kg Rp 30 Ribu

Pengisian tabung Elpiji 3 Kg. (ilustrasi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pengisian tabung Elpiji 3 Kg. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKARAYA -- Sejumlah warga di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah mengeluhkan masih tingginya harga elpiji tabung berisi 3 kg yang kini mencapai Rp 30 ribu per tabung.

"Selain harganya mahal, kami juga sulit mendapatkan gas bersubsidi itu. Pertengahan bulan lalu harganya Rp 28 ribu, tapi sekarang mencapai Rp 30 ribu," kata Aminah Noor, warga Palangkaraya yang tinggal di Jalan Jati, Selasa (26/12).

Ibu dua anak itu mengatakan, untuk mendapatkan gas Elpiji tiga kilogram itu, ia harus berkeliling karena sejumah toko karena langganan yang biasanya menyediakan gas kehabisan persediaan.

"Biasanya toko di sekitar rumah ada saja yang menjual gas. Tapi sejak beberapa hari lalu saya lihat tidak ada, sehingga terpaksa saya harus keliling," kata Nur pula.

Sahreban, warga Palangka Raya lainnya juga mengaku harus berkeliling dahulu untuk membeli gas bersubsidi tersebut karena sejumlah pedagang langganannya mengaku kehabisan persediaan gas. Saat dapat, harganya dipatok Rp 30 ribu.

"Karena kebutuhan dan sulitnya mencari gas melon, mau tidak mau saya tetap beli," katanya wanita yang sering disapa Acil Eban ini.

Menurut Rahman, salah satu pemilik toko yang menjual gas bersubsidi itu, kenaikan harga Elpiji telah terjadi sekira sebulan lalu dan terus melonjak saat mendekati Natal.

"Sebulan terakhir ini kami sulit mendapat pasokan gas 3 kg. Harganya juga terus naik sampai saat ini saya harus jual Rp 30 ribu per tabung karena harga beli yang juga naik," kata warga Jalan Karet, Palangka Raya.

Pria 35 tahun ini menerangkan, harga normal setiap tabung gas 3 kg biasanya dijual antara Rp 20 ribu-Rp 22 ribu.

"Beberapa orang yang membeli gas di tempat saya juga mengeluhkan keadaan ini dan bahkan sebagian batal membeli," katanya.

Dia pun berharap pemerintah kota dapat kembali memastikan pasokan dan harga gas 3 kg kembali normal sehingga tak terlalu membebani masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement