Rabu 27 Dec 2017 04:07 WIB

Hehamahua: Korupsi adalah Sebuah Bisnis Menjanjikan

Abdullah Hehamahua
Foto: Antara/Fanny Octavianus
Abdullah Hehamahua

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2005-2013, Abdullah Hehamahua menyampaikan bahwa korupsi adalah sebuah bisnis menjanjikan sehingga bisa membuat orang kaya mendadak. "Seseorang hanya bisa kaya mendadak karena melakukan korupsi. Kalau ada aparatur sipil negara yang punya mobil Mercy, hanya dua kemungkinan, warisan atau korupsi," kata Abdullah di Pekanbaru, Selasa (26/12).

Hal itu disampaikannya pada diskusi umum dan bedah buku karangannya, "Jihad Memberantas Korupsi". Kegiatan tersebut diselenggarakan Badan Koordinasi (Badko) Himpunan Mahasiswa Islam Riau-Kepulauan Riau Pusat Kegiatan HMI/Korps Alumni HMI Riau, Jalan Melayu, Kota Pekanbaru.

Korupsi, lanjutnya, tidak hanya dilakukan pejabat tinggi tingkat nasional maupun daerah, namun sudah transnasional, antarnegara. Oleh karena itulah korupsi merupakan kajahatan luar biasa yang harus diperangi dengan jihad. "Dampak korupsi itu juga luar biasa. Tidak hanya soal gangguan negara, tetapi juga mengganggu sampai ke rumah tangga," sambungnya.

Abdullah Hehamahua mengemukakan, dirinya secara sadar memilih diksi "jihad" pada judul bukunya. Diksi tersebut dinilai sangat tepat dan mendalam melihat banyak yang salah kaprah dengan arti jihad.

Menurutnya, ketika orang bicara jihad, selalu dianggap teroris, anti NKRI, anti Pancasila, radikalisme dan seterusnya. Padahal, kata dia, jihad yang paling kecil itu adalah membuang duri di jalan sembari sebuah hadist.

"Apakah ada kata teroris di sana. Membuang duri dari jalan tidak menyangkut tentang teroris, perang dan sebagainya. Tidak bolos kuliah, itu jihad.

Membantu orang lain itu jihad," kata dia. Oleh sebab itu, dalam melawan korupsi harus dimulai dari melakukan sesuatu yang baik, meskipun kecil. Di samping selalu mencoba konsisten menolak sesuatu yang buruk.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement