REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta menginstruksikan pembukaan kembali Pura Besakih untuk kegiatan wisata, meski Gunung Agung masih dalam status awas atau level empat. Operasional Pura Besakih resmi ditutup sejak 25 November 2017, tepatnya ketika erupsi dimulai.
"Meski operasional sudah dibuka, saya tetap meminta para petugas manajemen operasional dan masyarakat umum di kawasan pura tetap waspada, serta mengikuti instruksi dari pihak berwenang," kata Sudikerta di Denpasar, Rabu (27/12).
Sudikerta yang juga Kepala Badan Pengelola Manajemen Operasional Pura Besakih mengatakan Pura Besakih sebelumnya ditutup dari kegiatan wisata dan persembahyangan untuk menjaga keamanan masyarakat. Namun, perkembangan Status Gunung Agung yang tak lagi tanggap darurat, maka rapat manajemen operasional menginstruksikan kembali pembukaan Pura Besakih.
Presiden Joko Widodo sebelumnya juga menyetujui pencabutan status tanggap darurat Gunung Agung. Wakil Manager Manajemen Operasional Pura Besakih, I Wayan Ngawit menambahkan pihaknya segera menjalankan perintah tersebut.
"Kami akan berkoordinasi dengan Biro Kesejahteraan Rakyat Provinsi Bali tentang pengumuman resmi yang dikeluarkan ini," katanya.
Pura Besakih secara geografis sebenarnya masuk ke dalam zona merah, berjarak sekitar sembilan kilometer (km) dari puncak kawah Gunung Agung. Zona kawasan rawan bencana (KRB) yang ditetapkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) adalah delapan kilometer dari puncak kawah dan perluasan sektoralnya hingga 10 km.
Presiden Joko Widodo sebelumnya sempat mengumpulkan jajarannya di Kabinet Kerja untuk membahas peningkatan pariwisata Indonesia di Bali. Pesan yang hendak disampaikannya yakni, kondisi Bali aman untuk dikunjungi sebagai lokasi wisata favorit. Pariwisata Bali sebelumnya sempat terganggu karena dampak erupsi Gunung Agung.
Sejumlah tempat wisata yang ada di Bali saat ini tetap aman untuk dikunjungi meski erupsi masih terjadi. Banyaknya pemberitaan mengenai erupsi ditambah dengan adanya sejumlah travel advice terkait kondisi Bali menyebabkan penurunan aktivitas pariwisata di sana.
Presiden meminta Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pariwisata, kedutaan-kedutaan besar, serta maskapai penerbangan untuk aktif memberikan informasi terkini dan akurat mengenai kondisi Bali yang aman dan terjamin bagi para wisatawan. Langkah kontingensi disiapkan jika bencana lebih besar terjadi.