REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto mengatakan akan mempercepat penyelesaian vaksinasi difteri tahap pertama sebanyak 1,2 juta vaksin. Sampai saat ini atau tiga pekan sejak vaksinasi dilakukan di DKI, yang terlaksana baru 50,2 persen.
"Kita percepat imunisasi. Anak sekolah sedang libur jadi masifkan ke posyandu, puskesmas, rusun-rusun," kata dia saat dihubungi Republika, Rabu (27/12).
Koesmedi mengimbau kepada masyarakat untuk segera ke puskesmas terdekat jika mengalami gejala terkena difteri. Masa inkubasi yang singkat yakni 2-5 hari dan akan menular selama 2-4 minggu mengharuskan penanganan cepat.
Dia mengatakan, gejala difteri seperti orang flu biasa tapi disertai panas tidak terlalu tinggi, nyeri pada tenggorokan dan ada warna putih keabu-abuan di amandel kiri dan kanan. Jika ditemukan gejala itu, kata dia, maka harus segera dibawa ke puskesmas, lebih-lebih jika terjadi pada anak. Sebab, difteri lebih banyak menyerang usia 1-5 tahun.
"Kalau sudah ada selaput putih itu sebenarnya sudah terlambat. Jadi dari awal cepat-cepat ke puskesmas," ujar dia.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku warga yang terjangkit difteri di Ibu Kota jumlahnya meningkat. Dia mengatakan, beberapa kasus difteri tak hanya menyerang anak-anak yang umumnya lebih rentan tapi juga orang dewasa dan terjadi di tempat baru.
Sampai saat ini diketahui penderita difteri di DKI tercatat sebanyak 57 kasus. Pada 8 Desember 2017 lalu, Anies mengatakan warga terjangkit difteri di DKI sebanyak 25 kasus. Tahun lalu ada satu korban jiwa dan tahun ini korban meninggal terjangkit difteri sebanyak dua orang.