Rabu 27 Dec 2017 21:11 WIB

Turki Tambah Personel Militer di Qatar

Rep: Rizkiyan Adiyudha/ Red: Budi Raharjo
Kota Doha, Qatar.
Foto: EPA
Kota Doha, Qatar.

REPUBLIKA.CO.ID,ISTANBUL -- Pemerintah Turki kembali mengirim tambahan personel militer ke Qatar. Mereka dipindahkan untuk bergabung dengan tentara yang sebelumnya telah mendiami pangkalan militer Turki di Qatar, Tariq bin Ziyad, di Doha Selatan.

Menteri Pertahanan Qatar Khalid bin Mohammed al-Attiyah mengumumkan kedatangan pasukan tambahan tersebut di pangkalan udara militer Al Ubeid. Mereka akan bergabung dengan tentara Qatar untuk segera melakukan latihan gabungan untuk meningkatkan kemampuan militer bersama.

Seperti dilaporkan Aljazira, Rabu (27/12) kolaborasi militer Turki dan Qatar merupakan misi untuk memerangi terorisme dan ekstremisme serta menjaga keamanan di kawasan. Kerja sama pertahanan bersama antara kedua negara merupakan bagian penting dari upaya internasional untuk memerangi terorisme.

Meski demikian, belum ada keterangan resmi dari pemerintah kedua negara terkait jumlah personel militer yang dikirim. Kendati, pangkalan militer Tariq bin Ziyad memiliki kapasitas tampung hingga 5.000 personel. Turki berencana untuk secara bertahap meningkatkan jumlah pasukannya di Qatar menjadi 3.000 orang sambil menahan pasukan mereka di kawasan teluk.

Tambahan pasokan personel militer itu merupakan bagian dari perjanjian kedua negara pada 2014 lalu. Militer Turki pertama kali diterjunkan ke Qatar pada Juni tahun ini menyusul pemutusan hubungan diplomatik yang dilakukan Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab dan Bahrain pada 2015 lalu.

Isolasi dilakukan menyusul kedekatan Qatar dengan Iran dan diduga membantu kelompok ekstremis. Negara yang menjadi pangkalan militer terbesar AS di Timur Tengah itu lantas membantah tuduhan yang dilontarkan kepada mereka oleh koalisi Arab Saudi.

Sementara, Turki dan Qatar memang diketahui memiliki hubungan yang erat. Bilateral semakin menguat terlebih saat negara teluk mengisolasi Qatar sejak 5 Juni 2015 lalu. Parlemen Turki secara cepat menyetujui penerjunan pasukan mereka ke pangkalam militer di Qatar segara dilakukan.

Setelah pasukan perdana tiba di Qatar pada Juni, selang enam bulan berikutnya parlemen segera memberi lampu hijau bagi militer Turki untuk mengadakan operasi gabungan sekaligus melatih militer Qatar.

Presiden Recep Tayyip Erdogan menyatakan kesiapan Turki guna memediasi konflik yang terjadi antara negara teluk. Mereka mengaku berusaha mencari solusi terbaik untuk mengatasi krisis guna mengakhiri blokade.

Turki juga menjadi sahabat Qatar dengan mengirimkan sejumlah kapal kargo dan ratusan pesawat berisi bantuan pangan guna melalui blokade tersebut. Keberadaan militer Turki juga dimaksudkan untuk memberikan jaminan keamaman dan perkembangan ekonomi diluar negara teluk.

Hubungan kedua negara diperkirakan akan terus diperkuat tahun depan dengan memperkuat kerja sama keamanan dan militer serta penambahan pasukan ke Qatar. Kedua negara juga akan mengintensifkan kerja sama ekonomi dan perdagangan.

Sementara, koalisi yang menjatuhkan embargo kepada Qatar meminta mereka untuk menutup pangkalan militer Turki. Hal itu merupakan salah satu dari 13 tuntutan yang harus dipenuhi oleh negara yang berbatasan dengan Teluk Persia itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement