Kamis 28 Dec 2017 11:51 WIB

Kemenko Maritim Luncurkan Program Kelola Sampah Perkantoran

Red: Nur Aini
Sampah botol plastik bekas air mineral. (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Sampah botol plastik bekas air mineral. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman meluncurkan program "Pengelolaan Sampah Bertanggung Jawab di Area Perkantoran" yang diklaim sebagai kementerian/lembaga yang pertama menginisiasi program tersebut.

Sekretaris Kemenko Maritim Agus Purwoto berharap program tersebut dapat menjadi contoh bagi kementerian/lembaga lain supaya menerapkan program yang sama.

"Saya berharap ini nantinya menjadi 'pilot project' dan ke depannya bukan hanya diterapkan di lingkungan Kemenko Maritim sendiri, bahkan nanti agar sampai menjadi 'pilot project' di seluruh K/L lainnya," ujarnya dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (28/12).

Agus mengungkapkan program itu ditujukan agar seluruh pihak dapat mempraktikkan budaya bersih dan dapat memperlakukan sampah secara bijak dan bertanggung jawab, utamanya pemilahan sampah yang dapat di daur ulang.

"Mari kita kelola dengan baik untuk sampah ini, tidak hanya untuk sekarang, tapi juga untuk generasi mendatang. Setelah melalui program ini, dan sosialisasi. Saya berharap semua pihak di sini akan menjadi insan dan juga pembaharu untuk memperlakukan sampah secara bijak," katanya.

Deputi Bidang Koordinasi SDM, IPTEK dan Budaya Maritim Safri Burhanudin mengapresiasi program tersebut karena sebagai kementerian yang mengkampanyekan cinta lingkungan dan hidup bersih seharusnya juga dapat mengelola sampah dengan baik.

"Sangat sayang, kalau kita bicara tentang sampah di mana-mana, namun kita di lingkungan Kemenko Maritim sendiri belum bisa mengelola sampah dengan baik, ini tentang bagaimana kita sendiri bisa lebih awal bergerak daripada kementerian lain, sebab apa yang harus kita sampaikan ini harus sama dengan apa yang kita lakukan," katanya.

Program "Pengelolaan Sampah Bertanggung Jawab di Area Perkantoran" adalah sosialisasi tentang cara memperlakukan sampah yang dihasilkan pegawai di lingkup Kemenko Maritim. Kampanye yang dilakukan di antaranya adalah tentang memilah-milah sampah menurut jenisnya.

Berdasarkan penelitian oleh Waste 4 Change (mitra sosial yang digandeng oleh Kemenko Maritim untuk program ini), sumber utama dari permasalahan sampah di Indonesia adalah sebanyak 81 persen sampah-sampah tersebut tidak dipilah menurut jenisnya, dan langsung berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sekitar 7 persen sampah-sampah yang bisa dimanfaatkan kembali, 5 persen dikubur dan 10 persen dibakar dan asapnya mencemari udara, dan 9 persen sampah-sampah tersebut belum dikelola dan biasanya bocor ke sungai.

Hal itu seperti yang terjadi di Sungai Citarum, utamanya di wilayah Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, di mana hanya 1 persen sampah itu yang bocor ke sungai, tetapi dampaknya sangat mengerikan, karena hampir seluruh permukaan sungai ditutupi oleh sampah berbagai jenis.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement