REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Operator Kereta Api (KA) Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) PT Railink memasuki hari ketiga uji coba berbayar dengan melibatkan masyarakat. Direktur Utama Railink Heru Kuswanto mengungkapkan setelah dilakukan uji coba tersebut pihaknya langsung mengevaluasi dan memperbaiki beberapa hal yang dianggap kurang.
Salah satu evaluasi adalah mesin pembelian tiket KA bandara di stasiun. "Mesin pembelian tiket yang ada di stasiun sekarang sistemnya sudah lebih sederhana," kata Heru di Stasiun Sudirman Baru (BNI City), Kamis (28/12).
Heru menjelaskan sebelumnya penumpang yang membeli tiket di stasiun maka harus memasukan data seperti nomor telepon dan alamat email. Sementara, tidak semua orang memiliki alamat email dan menyulitkan saat pembelian tiket atau memperlama prosesnya.
Heru menegaskan mulai hari ini (28/12) pembelian tiket melalui mesin yang ada di stasiun sudah tidak menggunakan alamat email. "Dengan mesin untuk pembelian tiket sekarang hanya memakai nomor telepon saja," ujar Heru.
Heru menganggap nomor telepon yang dimasukan sebagai pendataan yang bisa digunakan Railink. Dalam arti, lanjut dia, jika penumpang kehilangan tiket maka nomor telepon bisa menjadi alat validasi untuk mencetak ulang tiket.
Meskipun begitu, Heru menyatakan Railink pada dasarnya ingin penumpang bisa membeli tiket tidak melalui mesin di stasiun. "Kami sudah sediakan di aplikasi dan melalui booking online di website. Tentu untuk semua cara termasuk di mesin kami sama sekali tidak menerapkan penggunaan uang tunai," jelas Heru.
Selama masa promo, Railink menerapkan tarif promo tiket KA bandara Rp 30 ribu hingga 1 Januari 2018. Setelah tanggal tersebut, tarif kembali normal menjadi Rp 70 ribu. Penumpang bisa naik dan turun di Stasiun Sudirman Baru, Batu Ceper, dan Bandara Soekarno Hatt selama tahap awal pengoperasian.