Kamis 28 Dec 2017 15:29 WIB

Sebanyak 164 Kota/Kab Alami KLB Difteri

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Winda Destiana Putri
Antisipasi Difteri. Sejumlah pegawai Kementerian Dalam Negeri (kemendagri) dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) mengikuti vaksinasi Difteri di Kantor Kemendagri, Jakarta, Kamis (28/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Antisipasi Difteri. Sejumlah pegawai Kementerian Dalam Negeri (kemendagri) dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) mengikuti vaksinasi Difteri di Kantor Kemendagri, Jakarta, Kamis (28/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyebaran penyakit difteri mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tercatat, per Desember 2017, sebanyak 164 Kabupaten atau Kota dari 29 Provinsi di Indonesia mengalami kejadian luar biasa (KLB) difteri, dari semula hanya 70 Kota atau Kabupaten saja.

 "Awal November itu hanya 95 kota atau kabupaten dari 29 Provinsi. Sekarang jadi 164, naik sekitar 70 kabupaten atau kota yang mengalami KLB difteri," ungkap Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Elizabeth Jane Soepradi kepada Republika, Kamis (28/12).

 

Namun, menurut Jane, meski jumlah kota atau kabupaten mengalami KLB difteri mengalami peningkatan. Sejak tanggal 22 Desember 2017, atau mulai libur sekolah, kasus difteri per harinya cenderung menurun.

 

"Jadi asrama-asrama dan pesantren itu kosongkan, pada pulang atau mudik anaknya. Nah setelah itu kasusnya kok menurun, hanya 3 sampai 5. Sedangkan biasanya sampai 20 an perhari," kata dia.

 

Dia mengatakan, penurunan tersebut kemungkinan terjadi karena adanya penurunan intensitas kontak dengan orang-orang sekitar yang dimungkinkan terjangkit difteri. Karena itu, menjelang masuk sekolah nanti, dia memprediksi akan ada peningkatan jumlah terjangkit difteri.

 

Karena itu, dia mengimbau semua masyarakat untuk mencegah penyakit difteri dengan melakukan imunisasi secara lengkap. Jika tidak, potensi terkena penyakit difteri akan lebih besar karena kekebalan tubuh yang lemah.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement