Kamis 28 Dec 2017 18:48 WIB

Menciptakan Konektivitas dan Membuka Isolasi di Papua

Prajurit Satgas Pembangunan Jalan Trans Papua Denzipur 12/OHH Nabire dan Denzipur 13/PPA Sorong Zeni TNI AD (POP 1) mengoperasikan alat berat di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Papua (ilustrasi)
Foto: Sigid Kurniawan/Antara
Prajurit Satgas Pembangunan Jalan Trans Papua Denzipur 12/OHH Nabire dan Denzipur 13/PPA Sorong Zeni TNI AD (POP 1) mengoperasikan alat berat di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Papua (ilustrasi)

Oleh: Erik Purnama Putra, Wartawan Republika

Kopral Dua (Kopda) Eko Prasetyo (31 tahun) sempat ditugaskan dalam misi  pengamanan di Distrik Kenyam, Kabupaten Jayawijaya, Papua, beberapa waktu lalu. Eko yang berdinas Batalyon Infanteri 754/Eme Neme Kangasi (ENK) diberangkatkan bersama puluhan rekannya menggunakan truk. Dalam perjalanan dari tempat tinggalnya di Jalan Trans Nabire Mile 32, Distrik Kuala Kencana, Timika, ia membutuhkan waktu sekitar tiga jam untuk menempuh perjalanan 50 kilometer.

"Di wilayah Kenyam ini, saya bertugas dua pekan. Rekan lainnya ada yang ditugaskan enam bulan dan berjaga di pos-pos memantau keamanan. Wilayah ini dilalui Jalan Trans Papua," ujar Eko dalam perbincangan, Rabu (27/12).

Selama dua pekan di Kenyam, Eko mengelilingi wilayah itu dan sempat menyusuri Jalan Trans Papua yang baru-baru ini selesai dibangun. Bagi Eko, bertugas di berbagai wilayah provinsi paling timur di Indonesia itu sudah tidak terhitung lagi jumlahnya. Eko yang sudah 12 tahun dinas di Timika berkali-kali mendapat tugas khusus menjaga keamanan dari gangguan separatis, termasuk menjaga aset milik PT Freeport.

Eko mengaku, keberadaan Jalan Trans Papua benar-benar membuka isolasi warga yang ingin bepergian lintas kabupaten. Pasalnya, selama ini warga harus menempuh jalan berliku melalui hutan dengan kondisi yang memprihatinkan.  Karena itu, sambung dia, warga maupun aparat keamanan kadang lebih memilih transportasi air atau udara menuju wilayah kabupaten tetangga daripada menempuh jalur darat yang kondisi alamnya sangat berat untuk dilalui.

Menurut Eko, keberadaan Jalan Trans Papua yang kerap dilaluinya patroli sangat membantu pergerakan prajurit. "Yang saya tahu dari kawasan Batas Batu di Kabupaten Merauke terus ke Kenyam di Kabupaten Jayawijaya, kemudian tembus lewat Distrik Paro dan Mugi di Kabupaten Nduga, ini jalan sudah lebar, ada empat jalur dua lajur kanan kiri. Memang tidak semua bagus, tapi saya tahu kalau yang di Kenyam jalannya sudah bagus," tutur Eko mengingat tugas dinas terakhirnya berkeliling di area itu.

Menurut Eko, pembangunan Jalan Trans Papua memang belum sempurna dan masih ada pengerjaan di sana-sini. Di sepanjang jalan yang dilaluinya, masih terlihat prajurit Zeni TNI AD bersama pekerja proyek yang berusaha menyelesaikan pembangunan jalan. Dia bahkan sempat naik sepeda motor untuk menjajal jalanan tersebut bersama rekannya, dan merasa nyaman selama perjalanan.

Eko menyatakan, dengan adanya Jalan Trans Papua, terjadi peningkatan aktivitas warga. Hal itu karena wilayahnya kini memiliki akses yang tersambung sehingga perjalanan dari tempat tertentu menjadi lebih singkat. "Dulu ini jalan biasa, menembus hutan, cuma gak selebar sekarang, itu saja harus pakai kendaraan roda empat. Sekarang pakai motor biasa sudah bisa dilalui, lebarnya ada yang sampai delapan meter," tutur Eko yang kelahiran Malang, Jawa Timur.

Dia melanjutkan, keberadaan Jalan Trans Papua tak ubahnya seperti jalan tol di Jawa. Hal itu lantaran jalannya ada yang tersedia dua jalur dan sudah dilakukan pengerasan, meski belum diaspal. Alhasil, kendaraan yang melalui jalan tersebut bisa menggeber kendaraan sesukanya dengan bonus pemandangan alam luar biasa.  

"Terakhir belum diaspal, tidak tahu apakah sekarang sudah dibagusin kualitasnya. Jalur ini kan nyambung dengan yang dilewati Presiden Jokowi bersama (mantan) Panglima Pak Gatot saat naik motor mencoba jalan itu," tutur Eko.

Pada 5 Mei 2017, Presiden Jokowi didampingi panglima TNI kala itu, Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Mulyono, serta menteri Kabinet Kerja sempat naik motor trail meninjau proyek pembangunan Jalan Trans Papua ruas Wamena-Habeman sepanjang 7 km. Jokowi mengakui, medan yang sulit di Papua menjadi hambatan sekaligus tantangan tersendiri bagi pembangunan proyek infrastruktur.

Jokowi pun mengapresiasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang manggandeng TNI AD untuk percepatan pembangunan sejak awal hingga kini.  "Jadi ini awalnya dikerjakan oleh Zeni TNI AD dulu. Kemudian setelah terbuka, baru Kementerian PU masuk untuk aspal, untuk mengikuti apa yang sudah dikerjakan TNI," ujar Jokowi dalam keterangannya.

Republika sempat mewawancarai KSAD Jenderal Mulyono dalam kesempatan terpisah mengenai keterlibatan TNI AD dalam pembangunan Jalan Trans Papua. Menurut Mulyono, sejak awal pembangunan jalan di Papua dilakukan oleh TNI AD, khususnya dari Direktorat Zeni. Dia mengatakan, prajurit TNI AD diminta pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR untuk membuka akses supaya kontraktor bisa bekerja dengan mudah. "Karena kondisi medannya berupa hutan dan berat, jadi TNI ikut dikerahkan untuk membuat jalan," kata Mulyono.

Dia menyatakan, pembangunan Jalan Trans Papua terbukti membawa dampak besar bagi aktivitas ekonomi warga. Hal itu lantaran ada wilayah yang selama ini terisolasi kini warganya bisa bepergian dengan menggunakan kendaraan roda dua. Karena merasa puas dengan kerja prajurit TNI AD, sambung dia, Kementerian PUPR kembali lagi mengajak kerja sama Mabes AD untuk membuka hutan dengan mengerahkan alat berat yang dimiliki Direktorat Zeni maupun milik kontraktor agar pembangunan jalan bisa selesai sesuai target.

"Ini kan proyek jalan ada kontraknya berapa kilometer. Sampai kemarin itu, ada proyek yang sudah selesai. Tapi kemarin sepertinya Kementerian PUPR mengajak kita lagi mengerjakan proyek jalan nyambung antarwilayah. Prajurit yang dikerahkan jadinya dari Jakarta dan sekitarnya untuk mendukung percepatan pembangunan di Papua," ujar Mulyono yang juga penanggung jawab operasional pembangunan Jalan Trans Papua.

Mulyono menuturkan, Zeni AD selama bertugas di lapangan bukan hanya menebang pohon dan membuka hutan saja, tetapi juga membuat badan jalan. Selanjutnya, tugas Kementerian PUPR dan kontraktor yang ditunjuk untuk menuntaskan tugas pembangunan jalan. "Dengan bekerja paralel, kontraktor umum di belakangnya langsung melakukan pengerasan jalan dan pengaspalan."

Tumbuhkan perekonomian

Jalan Trans Papua membentang dari Sorong, Papua Barat sampai Merauke, Papua sepanjang 4.330 km atau hampir enam kali lipat panjang Jakarta-Surabaya. Proyek Strategis Nasional itu ditargetkan selesai pada 2019. Proyek yang sudah dikerjakan sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu memang semakin digencarkan sejak Jokowi menjabat Presiden RI pada 2014.

Hingga kini, Kementerian PUPR bersama dengan Zeni TNI AD terus berupaya menyelesaikan pembangunan Jalan Trans Papua yang belum tersambung mencapai 479,04 km (11 persen). Padahal, target awal yang belum tersambung hingga akhir tahun ini sebesar 366,2 km atau delapan persen. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan Jalan Trans Papua sangat berat dan menantang, yaitu menembus gunung, hutan, jurang, dan sungai, yang membuat pekerjaan tidak mulus. 

Kendala yang kerap dihadapi di lapangan, yaitu kondisi cuaca dan medan berat sehingga petugas kerap kesulitan membawa material dan alat berat ke lokasi. Basuki menuturkan, guna mewujudkan Jalan Trans Papua tersambung maka saat ini pembangunan difokuskan di segmen Enarotali-Ilaga-Mulia-Wamena sepanjang 513,15 km, di mana hingga akhir 2017 sudah tembus 371,75 km. Berkat sinergi dengan Zeni AD, sambung dia, saat ini ruas jalan sepanjang 90 km dari Wamena-Habema-Mbua sudah fungsional.

"Pembangunan Trans Papua tidak semata menghubungkan Provinsi Papua dengan Papua Barat melainkan membuka daerah/wilayah yang terisolasi dan dengan demikian bisa menurunkan angka kemahalan (barang)," kata Basuki.

Menurut Basuki, kehadiran Jalan Trans Papua juga membuka potensi perekonomian lokal, terutama potensi pariwisata yang selama tersembunyi. Dia mencontohkan, kawasan yang dulunya sangat sulit dijangkau seperti dari Ayawasi di Kabupaten Maybrat menuju jalur jalan Petik Bintang kini sudah terbuka.

Jalur itu sebelumnya sangat sulit dilalui kendaraaan karena tebing curam dan kondisi jalan yang licin dan rentan longsor saat hujan. Namun dengan adanya pembangunan, perjalanan dari Kabupaten Maybrat menuju Kota Manokwari sudah bisa dilalui dengan cukup aman. Terbukanya jalur itu juga memicu pengembangan potensi pariwisata yang memesona para pelintas.

Sementara Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XVII Papua Barat Yohanes Tulak Todingrara menyebut, potensi ekonomi di jalur Trans Papua sangat besar. Tak hanya wisata, tapi juga bisa menjadi pemicu tumbuhnya permukiman baru karena tercipta konektivitas dari Sorong hingga Merauke. Karena itu, ketika nanti Jalan Trans Papua sudah tersambung maka perekonomian warga bisa meningkat dengan tersedianya infrastrutkur yang bagus.

"Harapan kita sepanjang program ini tumbuh permukiman baru. Di sini potensi wisata pemandangan alam yang bagus,” jelas Tulak yang sempat mendampingi Presiden Jokowi dan Jenderal Gatot Nurmantyo menyusuri sebagian Jalan Trans Papua.

Dalam kesempatan terpisah, Jenderal Gatot Nurmantyo yang beberapa kali menjajal Jalan Trans Papua, termasuk ruas Wamena-Mamugu, saat dikonfirmasi mengatakan, masyarakat sudah merasakan manfaat jalan yang dibangun. Dia menjelaskan, pengerjaan jalan tersebut, mengerahkan berbagai satuan, termasuk batalyon dan desatemen Zeni AD, serta Kodam XVII/Cenderawasih. Adapun alat berat milik TNI AD yang dikerahkan, berupa ekskavator, buldozer, grader, dump truck, tandem roller, tyred roller, vibro roller, dan tangki air.

Menurut Gatot, TNI juga menggunakan bahan peledak untuk menghancurkan tebing-tebing dan menguruk rawa-rawa yang memiliki kedalaman satu meter lebih agar bisa dijadikan jalan. “Dengan dibangunnya jalan poros Wamena-Mamugu memperlancar aktivitas masyarakat dalam mendistribusikan barang dari dan ke daerah Kabupaten Jayawijaya dan sekitarnya. Biasanya mereka melalui sungai selama 12 jam, namun sekarang dengan menggunakan jalur darat hanya ditempuh tiga jam,” ujarnya.

Gatot juga menyampaikan terima kasih atas kebersamaan dan bantuan masyarakat untuk bersama-sama membangun jalan. Hal itu lantaran selain prajurit TNI dan Kementerian PUPR, warga setempat juga banyak yang mendukung kelancaran pembangunan Jalan Trans Papua. “Baru badan jalan saja masyarakat sudah sangat senang, apalagi kalau diaspal, ini mimpi yang luar biasa. Mudah-mudahan dalam waktu 1,5 tahun jembatan dan pengaspalan bisa diselesaikan,” ujar Gatot.

 

Peran Astra

Meski jarang disebut, ada peran besar PT Astra International Tbk, dalam pembangunan Jalan Trans Papua. Hal itu lantaran alat berat yang dikerahkan Kementerian PUPR dan yang dipakai kontraktor pembangunan jalan, didominasi produk keluaran PT United Tractors. Perlu diketahui, PT United Tractors merupakan anak perusahaan Astra yang bergerak dalam bidang penjualan alat berat.

Corporate Secretary United Tractors Sara Loebis mengatakan, pihaknya memang tidak memiliki data pasti siapa saja yang membeli alat berat keluaran perusahaannya. Menurut dia, malahan selama ini tidak jarang bukan kontraktor utama yang membeli alat berat, melainkan juga subkontraktor. "Kita terus terang tidak punya data ke mana saja alat berat kita jual. Terlalu banyak dan rinci yang dijual, sehingga tidak kita telusuri lebih lanjut dibeli untuk digunakan di proyek mana,"  tutur Sara.

Meski begitu, Sara merasa bangga ketika mendapat informasi tentang peran besar perusahaannya dalam proyek prestisius pemerintah, yaitu pembangunan Jalan Trans Papua. Hal itu lantaran mayoritas kontraktor yang ditunjuk mengerjakan Jalan Trans Papua, mengerahkan alat berat, seperti traktor, buldoser, hingga ekskavator yang merupakan produk United Tractors.

Karena itu, Sara merasa takjub dan perlu untuk mendukung kelangsungan proyek besar pembuatan jalan itu. Pasalnya, pembangunan jalan itu bisa membuat konektivitas antarwilayah di Papua tersambung hingga 3 juta penduduk di sana bisa terbebas dari daerah isolasi. Apalagi, perusahaannya memiliki kantor jaringan yang siap memasok kebutuhan alat berat untuk mempercepat penyelesaian proyek pemerintah. Sehingga, United Tractors ingin berkontribusi lebih besar dalam penyediaan alat berat guna menunjang percepatan pembangunan Jalan Trans Papua.

"United Tractors siap mendukung proyek infrastruktur yang dijalankan pemerintah melalui penyediaan alat berat dan layanan purnajual yang andal. Di mana pun  lokasi proyeknya, kami punya jaringan distribusi terdiri 20 kantor cabang, 22 kantor jobsite, dan 10 kantor perwakilan yang siap melayani pemasanan," ujar Sara bangga.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement