Jumat 29 Dec 2017 14:04 WIB

Kemenhub Pastikan Penerbangan ke Bali Aman

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Andi Nur Aminah
Suasana bandara Ngurah Rai, Bali
Foto: Republika/Mutia Ramadhani
Suasana bandara Ngurah Rai, Bali

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Menjelang akhir tahun, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan penerbangan menuju Bali masih tetap aman. Meskipun, Gunung Agung, Karangasem, Bali pada akhir pekan lalu kembali erupsi.

Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Agus Santoso mengatakan di Bali memang ada dua bandara yaitu Denpasar dan Bali yang mungkin saja terdampak namun saat ini tetap aman. "Penerbangan ke Bali masih tidak terganggu. Kami mengatur penerbangan ke dan dari Bali terkait Gunung Agung membuat airways yang tidak terkena debu fulkanis," kata Agus di Bandara Soekarno-Hatta, Jumat (29/12).

Dia menjelaskan, pengaturan tersebut tidak akan dilakukan jika erupsi Gunung Agung tidak berdampak langsung ke bandara di Bali dan Lombok. Jika sudah terdampak, pengaturan akan dilakukan dengan mengalihkan ke bandara terdekat.

Agus menegaskan pengoperasian Bandara Banyuwangi akan dilakukan untuk mengalihkan penerbangan dari bandara di Lombok dan Bali, begitu juga bandara lainnya. "Bahkan ada bandara lain juga yang bisa mendukung untuk menghindari Gunung Agung," ungkap Agus.

Meskipun begitu, dia mengatakan hal tersebut hanya dilakukan jika berdampak langsung terhadap bandara di Bali dan Lombok. Meski penerbangan tetap dialihkan, dia menegaskan, pariwisata dan tempat lain di Bali tetap aman selama masih berjarak sekitar 10 kilometer dari Gunung Agung.

Akhir pekan lalu, Gunung Agung kembali erupsi pada Sabtu (23/12) dan Ahad (24/12) namun tak berdampak pada penerbangan di Bali. Aktivitas Gunung Agung dipastikan masih tinggi karena statusnya masih pada level awas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement