REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Memasuki libur akhir tahun, tingkat okupansi hotel di Kota Bogor mencapai 90 persen. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor melihat dominasi okupansi terjadi di hotel dekat Kebun Raya Bogor (KRB) dan Istana Bogor.
Ketua PHRI Kota Bogor Yuno Abeta Lahay mengatakan, dominasi tersebut terjadi karena destinasi wisata Kota Bogor masih fokus di KRB. "Apalagi ada jogging track dan taman kota di sekitar situ," ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Jumat (29/12).
Peningkatan okupansi hotel di Kota Bogor sebenarnya sudah terjadi sejak Kamis (28/12), tapi baru memuncak pada Jumat (29/12) dan diperkirakan sampai Sabtu (30/12). Kondisi ini baru akan menurun pada Senin (1/1), sebab pada Selasa (2/1), sebagian besar warga sudah masuk sekolah ataupun kerja.
Peningkatan permintaan terhadap hotel di Kota Bogor diiringi dengan kenaikkan harga. Menurut Yuno, hal ini biasa terjadi dari tahun ke tahun. "Berkisar antara 10 sampai 15 persen," ujarnya.
Dari data PHRI, total hotel di Kota Bogor sampai saat ini sudah menyentuh angka 107 sampai 110 buah dengan 72 di antaranya telah masuk sebagai anggota. Saat ini, pertumbuhan terbilang stagnan atau tidak mengalami pertambahan secara signifikan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor Shahlan Rasyidi mengatakan, saat libur panjang tahun baru, okupansi hotel meningkat 20 persen dibanding dengan hari biasa. "Dari biasanya 70 persen di tiap hotel, sekarang rata rata 90 persen," tuturnya.
Menurut Shahlan, kondisi ini terjadi dari tahun ke tahun. Wisatawan pun telah memahami polanya sehingga tidak sedikit di antara mereka yang sudah booking kamar hotel sejak sebulan sampai dua bulan lalu.
Popularitas Kota Bogor di mata wisatawan bukan tanpa sebab. Menurut Shahlan, kuliner yang bervariasi menjadi daya tarik utama para pelancong. "Kondisi ini ditunjang dengan pedestrian dan taman kota," ujarnya.