Jumat 29 Dec 2017 16:25 WIB

Aher: Waduk di Jabar Zero Jaring Apung di 2018

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andi Nur Aminah
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan
Foto: Republika/Fauzi Ridwan
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menginginkan pada 2018 mendatang, semua waduk di Jawa Barat harus zero jaring apung atau tidak ada jaring apung satupun. Ketiga waduk tersebut yakni, Waduk Jatiluhur, Waduk Cirata dan Waduk Saguling.

"Waduk yang sudah punya komitmen bebas jaring apung ini awalnya Jatiluhur. Nanti berikutnya dua waduk yang lain," ujar Ahmad Heryawan akrab disapa Aher usai melepas 2,3 juta benih ikan, di Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jumat (29/12).

Menurut Aher, surat keputusan (SK) Waduk Jatiluhur sudah dibuat. Jadi, waduk yang pertama bebas jaring apung adalah Waduk Jatiluhur. Selanjutnya, Waduk Cirata dan Saguling, SK-nya sedang diproses agar bisa berkomitmen juga bebas jaring apung. "Harapannya, tahun depan semua waduk di Jabar sudah bebas jaring apung ya," katanya.

Aher mengatakan, dalam merealisasikan zero jaring apung di tiga waduk besar di Jabar ini, akan terjadi sedikit gejolak di masyarakat. Namun, pihaknya saat ini akan mulai mendata masyarakat yang menjadikan jaring apung ini sebagai mata pencaharian, untuk kemudian perlahan dialihkan dengan penanaman ikan sebanyak-banyaknya sehingga masyarakat bisa menjadi pencari ikan.

"Ini akan datangkan hasil optimal ingin Citarum hulu tengah dan hilir bersih. Jadi hadirkan danau yg bersih, ini waduk Jatilajur salah satunya termasuk Cirata dan Saguling," katanya.

Aher mengatakan, dua pendekatan yang dilakukan untuk pembersihan air di waduk adalah dengan melakukannya dari hulu yang sebagian besarnya disebabkan oleh limbah dari keramba. Aher pun menyatakan telah membuat kesepakatan bersama dengan Bupati Purwakarta serta pihak lainnya untuk menertibkan jaring apung, sehingga pada 2018 bisa terealisasi zero jaring apung.

Selain itu, Aher mengatakan, dengan menebar ikan maka akan mampu membersihkan air yang berwarna hijau yang disebabkan sisa pakan ikan, sehingga menimbulkan planton yang berbahaya bagi turbin. "Nanti ke depan akan diperbanyak ikan-ikan. Jenis paling banyak nila 500 ribu ekor, ada bandeng, tawes juga sepat," katanya.

Aher mengatakan, setiap tahunnya, program penebaran bibit ini terus berkembang. Jika tahun lalu 30 juta, tahun ini bisa mencapai 51 juta benih. Tahun depan mudah-mudahanan bisa 80 juta benih, kualitas air waduk masih bisa digunakan pertanian, bisa air untuk minum. "Nanti akan jadi pemasok air," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement