REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat sebanyak 21 provinsi yang mengalami kejadian luar biasa (KLB) difteri akan melaksanakan dan memperluas outbreak response immunization (ORI). Yaitu, pemberian imunisasi setelah mendapat laporan KLB difteri pada Januari 2018 mendatang.
Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Kemenkes Elizabeth Jane Soepardi mengatakan, rencananya ORI dilaksanakan di 21 provinsi. Rinciannya, tiga provinsi yang sudah melaksanakan ORI difteri yaitu DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat memperluas wilayah imunisasinya dan terus menyelesaikannya tiga dosis imunisasi dasar Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis-B dan Haemofilus influensa tipe b (DPT-HB-Hib) pada usia dua, tiga, dan empat bulan, satu dosis imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib saat usia 18 bulan, satu dosis imunisasi lanjutan difteri tetanus (DT) bagi anak kelas 1 SD/sederajat, satu dosis imunisasi lanjutan Tetanus difteri (Td) bagi anak kelas 2 SD/sederajat, dan satu dosis imunisasi lanjutan Td bagi anak kelas 5 SD/sederajat.
"Jadi pelaksanaan ORI difteri di tiga provinsi yaitu DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat diperluas di kabupaten/kota lainnya. Sedangkan18 provinsi baru dilaksanakan pada Januari 2018," katanya saat dihubungi Republika, Jumat (29/12).
Jane menerangkan, total ORI difteri ini akan dilaksanakan di 82 kabupaten/kota dari 21 provinsi yang akan perluasan maupun pelaksanaan ORI difteri. Ia menyontohkan, provinsi-provinsi yang akan melaksanakan ORI difteri paling banyak di Jawa Timur yaitu 16 kabupaten/kota, Jawa Barat menjadi 13 kabupaten, Aceh di delapan kabupaten, Banten antara menjadi tujuh kabupaten, DKI Jakarta lima kota, Sumatra Utara empat kabupaten, Kalimantan Barat di empat kabupaten.
Baca, Cakupan ORI Difteri di DKI di Bawah Target, Ini Penyebabnya.
Kemudian pelaksanaan ORI difteri di tiga kabupaten diantaranya Lampung, Jawa Tengah, hingga Kalimantan Timur. Sementara pelaksanaan ORI difteri di dua kabupaten di provinsi-provinsi seperti Sumatra Barat, Riau, Sumatra Selatan, Kalimantan Selatan. Yang lainnya pelaksanaan ORI difteei di satu provinsi satu kabupaten/kota yaitu Jambi,Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kalimantan Utara hingga Gorontalo.
Disinggung mengenai mengapa tidak semua kabupaten/kota di provinsi yang terjadi KLB difteri melakukan ORI, Jane menerangkan di tempat-tempat itu danbeberapa kabupaten lainnya berhasil menurunkan kasus difteri dan KLB dengan pelaksanaan ORI difteri tingkatkecamatan. Jadi, kata dia, setiap kali ada KLB difteri maka segera dilakukan ORI kecamatan dengan usianya sesuai cakupan umur kasus.
"Ternyata di beberapa tempat ORI difteri cukup berhasil. Jadi, tidak ada tambahan kasus baru (difteri) lagi
dari kabupaten itu," ujarnya.
Ia menambahkan, biaya operasional ORI difteri dari pemerintah kabupaten/kota. Sementara logistiknya seperti vaksin, alat suntik jajaran Kemenkes. Dengan kembali dilanjutkannya ORI difteri, ia berharap tidak ada elemen masyarakat yang menolak.