REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Ratusan pemrotes berkumpul di beberapa kota Iran. Menurut aktivis anti-pemerintah, para demonstran memprotes kenaikan harga, pengangguran dan ketidaksetaraan ekonomi yang terjadi di Iran.
Dilansir Aljazirah, Sabtu (30/12), sekitar 300 orang memenuhi Kermanshah, sebuah kota di Iran barat, pada Jumat.
Polisi turun tangan setelah pemrotes merusak properti publik. Aksi protes juga terjadi di ibukota Iran, Teheran.
Protes tersebut terjadi setelah demonstrasi sebelumnya dilakukan di Masyhad, kota terbesar kedua Iran, pada Kamis. Aksi ini diikuti ribuan masyarakat.
Demonstrasi juga dilakukan di beberapa kota lain untuk melawa kenaikan harga pangan dan masalah ekonomi lainnya. Menurut kantor berita Associated Press, harga beberapa bahan pokok, termasuk telur, meningkat hingga 40 persen dalam beberapa hari terakhir.
Wakil presiden pertama Iran, Eshaq Jahangiri mengakui adanya kenaikan harga ini. Namun, ia mengatakan saat ini pemerintah sedang berupaya memperbaiki penyebab tingginya harga.
Jahangiri juga meragukan apakah protes tersebut semata-mata dilakukan karena masalah ekonomi. "Orang-orang di balik apa yang terjadi berpikir mereka akan dapat membahayakan pemerintah, tapi ketika gerakan sosial dan demonstrasi dimulai di jalan, mereka yang telah menyalakannya tidak selalu dapat mengendalikan mereka," katanya.
Pada Agustus, Bank Sentral Iran mengatakan inflasi telah mencapai 10 persen. Menurut Bank Dunia, tingkat pengangguran di Iran tertinggi dalam tiga tahun terakhir dimana tahun lalu sebanyak 12,7 persen.
Seorang analis politik dan salah satu pendiri Center for Applied Research in Partnership with Orient, berbasis di Jerman, Adnan Tabatabai menulis di Twitter bahwa demonstrasi tersebut didorong oleh keluhan sosioekonomi, bukan aspirasi politik.
"Duduk damai, pemogokan dan pertemuan di depan kementerian & lembaga negara telah terjadi secara teratur di berbagai wilayah di negara ini, karena orang terus memiliki keluhan ekonomi yang belum terselesaikan atau tidak tertangani," tulis Tabatabai.
Di media sosial, aktivis antipemerintah mengatakan para pemrotes meneriakkan pembebasan tahanan politik dan mengecam Presiden Iran Hassan Rouhani. Rouhani, yang terpilih kembali untuk masa jabatan kedua pada Mei, mendapat tekanan dari lawan-lawan konservatifnya di Iran mengenai upaya untuk meliberalisasi negara tersebut.
Kantor berita Iran ILNA melaporkan sekitar 50 orang juga melakukan demonstrasi di lapangan umum di ibu kota, Teheran, pada Jumat. Wakil keamanan gubernur Teheran, Mohsen Hamedani mengatakan beberapa orang ditangkap dalam demonstrasi tersebut. Namun, dia tidak merinci jumlah pastinya.