REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai lembaga legislasi, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) kerap menciptakan kegaduhan politik. Di sepanjang tahun 2017, tercatat ada beberapa peristiwa yang tidak jarang menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat.
Kegaduhan demi kegaduhan tersebut terjadi tidak hanya disebabkan oleh keputusan yang diambil, melainkan juga drama-drama di luar tugas dan fungsi DPR sebagai parlemen, sebut saja mulai dari lengsernya Setya Novanto (Setnov) dari kursi Ketua DPR, digoyangnya posisi Fahri Hamzah dari pimpinan DPR oleh partainya sendiri, hingga isu pembangunan apartemen untuk anggota dewan dan miringnya Gedung DPR.
1. Lengsernya 'Papa' dari Jabatan Ketua DPR
Setelah melalui drama panjang, akhirnya 'Papa' Setya Novanto harus merelakan singgasananya sebagai Ketua DPR. Hal itu ditandai dengan dipilhnya Wakil Ketua DPR bidang Koordinator Politik dan Keamananan, Fadli Zon sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPR hingga masa reses usai pada awal Januari mendatang.
Sebelumnya telah beredar surat pengunduran diri Setnov yang menunjuk Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR, Aziz Syamsuddin sebagai penggantinya. namun hingga kini belum diputuskan siapa yang akan ditunjuk Partai Golkar untuk mengisi jabatan tersebut.
Setnov ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) usai dirinya tersangkut kasus korupsi proyek KTP-el. Mantan Ketua Umum Partai Golkar tersebut juga kerap tidak memenuhi panggilan KPK untuk diperiksa sebagai saksi pada kaus yang menyeret banyak nama-nama besar. Berbagai jurus ia kerahkan, mulai dari alasan kesehatan hingga jurus imunitas ia pakai untuk menghindari jeratan kasus yang terjadi sejak 2010 silam.
KPK bahkan secara langsung menggerebek kediaman Setya Novanto di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada 15 November lalu, namun sayangnya Setnov lebih dulu menghilang. Sempat dinyatakan hilang kurang dari 24 jam, Setya Novanto kembali membuat geger publik dengan adanya kabar mobil Fortuner yang ditumpangi Setnov mengalami kecelakaan.
Sempat dirawat di Rumah Sakit Medika Permata Hijau, Setnov kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Setnov akhirnya dipindahkan dari RSCM menuju Rutan KPK pada Ahad, (19/11) dengan menggunakan kursi roda sekitar pukul 23.20 WIB.