Sabtu 30 Dec 2017 18:25 WIB

Ustaz Hendy Irawan: Tahun Baru Momentum Tingkatkan Ketakwaan

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Esthi Maharani
Ustaz Hendy Irawan Saleh
Foto: ROL
Ustaz Hendy Irawan Saleh

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun baru 2018 sebentar lagi akan dimulai. Menurut Ustaz Hendy Irawan Saleh, bagi seorang Muslim momentum 1 Januari 2018 hanyalah hari biasa kecuali bila disertai komitmen untuk berubah. Dalam ajaran Islam, perubahan yang sesungguhnya adalah meningkatkan ketakwaan. Untuk itu, dia mengingatkan perlunya mengubah pola pikir dari kebiasaan lama yang cenderung kurang baik.

Ustaz Hendy lantas mengutip surah asy-Syura ayat 30 yang artinya, Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).

"Artinya, kebanyakan musibah itu akibat perbuatan kita sendiri. Menurut kami, ini bisa menjadi ayat motivasi. Mari mengubah pola pikiragar bisa ikhtiar menjadi lebih baik," ujar Ustaz Hendy Irawan Saleh dalam kajian Islami akhir tahun di Masjid Agung at-Tin, Jakarta, Sabtu (30/12). Acara ini termasuk rangkaian Zikir Nasional Republika tahun ini.

Dengan menyadari diri yang penuh kekurangan, lanjut konselor PPPA Daarul Quran ini, maka tidak ada jalan selain bertaubat kepada Allah.

"Bersihkan diri kita dengan bertaubat. Insya Allah, Allah selanjutnya memberikan petunjuk kepada kita. Ketakwaan menjadi bertambah," katanya.

Dalam bahasa Arab, kata takwa terdiri atas empat huruf, yakni ta, qaf, waw, dan ya. Ustaz Hendy menjelaskan, keempat huruf itu dapat menjadi singkatan mengenai tahapan-tahapan dalam memperbaiki diri. Huruf pertama menunjukkan tawadhu, yakni sikap rendah diri. Inilah prasyarat awal bagi seorang yang beriman untuk introspeksi diri. Apa-apa yang menjauhkan diri dari Allah agar tidak lagi terulang pada tahun-tahun mendatang.

Huruf kedua untuk qanaah, yaitu sikap lapang dada. Dengan tidak menyalahkan siapa pun kecuali diri sendiri, maka hati akan lebih terbuka untuk mendengarkan nasihat-nasihat. Huruf kedua untuk wara, yakni kehati-hatian terhadap kenikmatan dunia. Orang yang wara berusaha untuk hidup sederhana, yakni menjauhi yang haram dan tidak berlebihan dalam konsumsi. Selain itu, seorang Muslim yang mencapai tahap ini menyukai bersedekah, baik di kala lapang maupun seadanya.

"Tidak terlalu memikirkan dunia. Memikirkan (urusan dunia), iya, tetapi seperlunya saja," jelas Ustaz Hendy.

Pada akhirnya, seorang Muslim yang telah melewati tahap itu akan mencapai titik keyakinan. Imannya kepada Allah kian kokoh. Inilah yakin sebagai makna dari huruf ya pada kata taqwa

"Semua ini memerlukan riyadhah (melatih diri). Karena itu, di kami Daarul Quran, ada namanya Pesantren Riyadhah," jelas Ustaz Hendy.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement