REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Imam besar Mesir Sheikh Ahmed al-Tayyeb mengutuk, serangan teror di gereja yang menewaskan 10 orang. Dia memperingatkan, bahwa serangan tersebut dapat mengancam persatuan nasional di Mesir.
Dua teroris melepaskan tembakan ke gereja Mar Mina di distrik Helwan di selatan Kairo pada 29 Desember. Dari 10 korban tewas tersebut juga termasuk tiga petugas polisi.
"Saya meminta kepada semua orang Mesir untuk menghadapi rencana ganas ini untuk melawan bangsa kita, dan untuk menekankan semangat tersebut melalui partisipasi umat Islam dalam merayakan kelahiran Yesus Kristus dengan saudara-saudara Kristen mereka," katanya, dikutip Egypt Today, Sabtu (30/12).
Gereja tersebut berada di bawah pengawasan polisi yang ketat. Seperti semua gereja lain di Mesir, karena banyak serangan mematikan dalam beberapa tahun terakhir saat perayaan Natal. Dan karena langkah keamanan ketat tersebut maka lebih banyak nyawa yang bisa diselamatkan.
Seperti dijelaskan oleh seorang sumber kepada Christian Today, meskipun salah satu penyerang adalah seorang pembom bunuh diri dan memakai sabuk peledak, dia tidak dapat menggunakannya karena pengamanan yang ketat yang ada di sekitar gereja tersebut. Selain itu juga karena reaksi cepat dari petugas keamanan dalam melindungi gereja dari semua sisi dan menutup semua jalan di seluruh gereja yang ada.
Pada awal bulan ini Menteri Wakaf Agama Mesir Mokhtar Gomaa menyatakan, bahwa perlindungan gereja adalah tugas yang sah dan nasional, dan mereka yang telah meninggal dalam pembelaan gereja adalah martir.
Presiden Mesir Abdel Fatah al-Sisi juga mengungkapkan, belasungkawanya kepada keluarga korban. Dia memerintahkan, kepada pihak berwenang untuk melakukan tindakan yang diperlukan terhadap keluarga para martir dan yang terluka. Dia menekankan, tekad pemerintah serta petugas keamanan untuk membersihkan negara dari terorisme dan ekstremisme.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor berita yang berafiliasi terhadap ISIS, ISIS mengaku bertanggung jawab terhadap serangan tersebut.