Sabtu 30 Dec 2017 22:50 WIB

SMA Negeri 39 Beijing Pukau Lewat Permainan Angklung

Siswa SMA Negeri 24 Kota Bandung berlatih memainkan angklung pada workshop musik dan alat musik bambu di Pendopo Papuri, Jl Soekarno Hatta, Kota Bandung, Selasa (3/5). (Republika/Dede Lukman Hakim)
Foto: Republika/Dede Lukman Hakim
Siswa SMA Negeri 24 Kota Bandung berlatih memainkan angklung pada workshop musik dan alat musik bambu di Pendopo Papuri, Jl Soekarno Hatta, Kota Bandung, Selasa (3/5). (Republika/Dede Lukman Hakim)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sekolah menengah atas di Beijing, Cina, memberikan apresiasi pada angklung dengan memberikan kesempatan kepada para pelajar asal Indonesia untuk mementaskan alat musik tradisional khas Nusantara yang terbuat dari bambu itu.

"Setiap tahun anak-anak didik kami dari Indonesia, kami prioritaskan untuk mementaskan permainan angklung," kata Wakil Kepala SMA Negeri 39 Beijing, Zuo Fulin, Sabtu.

Di sekolahan yang berlokasi di sekitar kawasan objek wisata Kota Terlarang itu, terdapat seperangkat angklung pemberian Atase Pendidikan Kedutaan Besar RI di Beijing. Dalam panggung seni pada Jumat (29/12) malam, para siswa SMA Negeri 39 Beijing sebanyak 10 pelajar asal Indonesia memainkan alat musik angklung.

Ratusan pelajar dari Cina dan beberapa negara lain tidak henti-hentinya bertepuk tangan saat satu-persatu nama pelajar Indonesia naik panggung dengan mengenakan kemeja batik. Sorakan ratusan pelajar dan guru bersahutan saat nada pembuka diperdengarkan dari alat musik multitonal yang secara tradisional berkembang di tengah masyarakat Sunda tersebut.

Kelompok musik angklung pelajar dari berbagai kota di Indonesia itu membawakan lagu "Tanah Airku" karya Ibu Sud tersebut dalam format instrumentalia. Para penonton terkesima dengan musik angklung yang juga diiringi petikan "lead" gitar berirama syahdu berpadu patriotisme oleh Lovina, pelajar asal Surabaya, di aula sekolahan tersebut.

Menariknya, pelajar asal Argentina turut serta sehingga kelompok angklung pelajar Indonesia tersebut beranggotakan 11 orang. Musik tradisional angklung tersebut diberi tempat yang sama dengan kesenian dan budaya masyarakat Cina yang dibawakan oleh para pelajar setempat dalam pementasan menyambut tahun 2018 tersebut.

"Tidak ada yang kami kecualikan, semua siswa dari mana pun asalnya kami beri kesempatan untuk tampil," kata Zuo.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement