REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Seorang pemuda Palestina yang mengalami luka tembak di Jalur Gaza pada Jumat (29/12), tewas pada Sabtu (30/12) pagi waktu setempat.
"Jamal Muhiessen meninggal karena luka-lukanya setelah ditembak di dada oleh seorang penembak jitu Israel saat bentrokan di kamp pengungsi Bureij pada Jumat," demikian pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan Palestina dilansir dari Anadolu Agency, Sabtu (30/12).
Kementerian Kesehatan Palestina memerinci sebanyak 100 warga terluka oleh amunisi dan peluru karet saat bentrokan pada Jumat dengan pasukan Israel di Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza. Selain itu, sebanyak 200 orang lainnya menderita sesak napas sementara setelah menghirup gas air mata yang ditembakkan oleh pasukan Israel.
Ketegangan meningkat di wilayah Palestina sejak 6 Desember lalu. Hal itu dipicu pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang secara sepihak mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Tak berselang lama, pernyataan itu memicu demonstrasi dan kemarahan warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza. Sejak saat itu, setidaknya 15 warga Palestina menjadi martir dan ribuan terluka dalam bentrokan sengit dengan pasukan keamanan Israel.
Yerusalem tetap menjadi inti konflik Timur Tengah. Masyarakat Palestina berharap Yerusalem Timur, yang diduduki oleh Israel sejak 1967, pada akhirnya dapat menjadi Ibu Kota Palestina.