REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Seorang pemuda Palestina yang ditembak di Jalur Gaza pada Jumat (29/12) dilaporkan meninggal karena menderita luka. Pemuda itu menghembuskan nafas terakhir pada Sabtu (30/12) pagi waktu setempat.
"Jamal Muhiessen (20) meninggal karena luka-lukanya setelah ditembak di dada oleh seorang penembak jitu Israel selama bentrokan di kamp pengungsi Bureij pada hari Jumat," demikian pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan Palestina seperti dilansir Anadolu Agency, Ahad (31/12).
Menurut Kementerian Kesehatan tersebut, total 100 warga Palestina terluka oleh amunisi aktif dan peluru karet saat bentrokan pada Jumat (29/12). Bentrokan terjadi dengan pasukan Israel di Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza, yang diduduki.
200 warga lainnya menderita asphyxiation sementara setelah menghirup gas air mata yang ditembakkan oleh pasukan Israel. Ketegangan meningkat di wilayah Palestina sejak 6 Desember ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Keputusan tersebut memicu berbagai demonstrasi di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Sejak saat itu, setidaknya 15 warga Palestina telah menjadi korban dan ribuan lainnya terluka dalam bentrokan sengit dengan pasukan keamanan Israel.
Yerusalem tetap menjadi inti konflik di Timur Tengah, dengan orang-orang Palestina berharap bahwa Yerusalem Timur yang diduduki oleh Israel sejak 1967 pada akhirnya dapat berfungsi sebagai ibu kota negara Palestina.