Ahad 31 Dec 2017 19:20 WIB

Lebih Baik Berzikir dan Shalawat daripada Hura-Hura

Rep: Fuji EP/ Red: Indira Rezkisari
KH. Salahudin Wahid (Gus Sholah)
Foto: Mahmud Muhyidin
KH. Salahudin Wahid (Gus Sholah)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Festival Republik sebentar lagi memasuki acara puncak yakni Dzikir Nasional di Masjid At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. Tokoh Nahdlatul Ulama, KH Salahuddin Wahid (Gus Solah) akan memberikan tausiyah mengawali rangkaian acara Dzikir Nasional 2017.

"Acara ini bagus, daripada kita berhura-hura di jalan yang mungkin menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, lebih baik kita berkumpul di sini berzikir dan bershalawat karena ini jauh lebih baik," kata KH Salahuddin kepada Republika.co.id sebelum memberikan tausiyah, Ahad (31/12).

KH Salahuddin mengatakan, zikir mengingat Allah, maka akan menenteramkan dan menenangkan kalbu. Di samping itu, bershalawat juga sangat dianjurkan. Banyak kisah saat menyelenggarakan shalawat di masjid bisa melunakkan hati anak-anak muda. Anak-anak yang tadinya berandalan bisa berubah menjadi anak muda yang baik.

Ia menerangkan, berzikir membawa ketenangan ke dalam jiwa. Melakukan riyadhoh betul-betul membuat tawakal dan berserah diri kepada Allah. Apapun ketentuan Allah adalah yang terbaik buat diri.

"Baik menurut pandangan kita belum tentu baik menurut Allah, jadi rencana Allah yang berlaku, bukan rencana kita, jadi kita harus rela kepada apapun yang diputuskan Allah," ujarnya.

Peserta Dzikir Nasional mulai berdatangan menjelang Shalat Ashar ke Masjid At-Tin. Mereka ingin mengisi malam pergantian tahun dengan kegiatan yang positif, yakni berzikir dan bermuhasabah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement