Selasa 02 Jan 2018 01:11 WIB

Dinkes Kota Bekasi Kebut Putaran Pertama Imunisasi Difteri

Rep: Farah Noersativa/ Red: Andri Saubani
Dinas Kesehatan Kota Bekasi memberikan keterangan pers mengenai Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri dan penanganannya di Kota Bekasi, di Media Center Pemerintah Kota Bekasi, Jumat (15/12).
Foto: Republika/Farah Noersativa
Dinas Kesehatan Kota Bekasi memberikan keterangan pers mengenai Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri dan penanganannya di Kota Bekasi, di Media Center Pemerintah Kota Bekasi, Jumat (15/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi mengoptimalkan untuk menyelesaikan putaran pertama imunisasi difteri. Hal itu mengingat pada Januari 2018, pihaknya harus menyuntikkan vaksin kembali kepada anak-anak yang pada Desember 2017 telah diimunisasi, sebagai bagian dari vaksin tahap kedua.

"Kami (Dinas Kesehatan Kota Bekasi) saat ini sedang berusaha maksimal untuk menyelesaikan putaran pertama imunisasi difteri," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Kota Bekasi, Dezi Syukrawati kepada Republika, Senin (1/1).

Sampai saat ini, jumlah anak usia 1 hingga 19 tahun yangmenjadi sasaran imunisasi difteri di Kota Bekasi yang telah disuntik vaksin adalah sebanyak 310.231 anak. Padahal, kata dia, sasaran awalnya adalah sebanyak 973.634 anak yang harus disuntikkan vaksin.

Dezi menyebut kendala utama dalam memberikan vaksin difteri adalah karena pelaksanaan Outbreak Responce Immunization(ORI) ini bertepatan dengan libur sekolah. Sehingga, pihaknya tak bisa mengoptimalkan penyuntikan vaksin kepada anak-anak pada saat disekolah. Pihaknya pun mengoptimalkannya di posyandu-posyandu yang ada.

Selain itu, karena tenaga medis yang harus dibagi tugasnya, juga merupakan sebuah kendala dalam pelaksanaan ORI ini. "Tenaga medis itu kan tak hanya mengurus difteri, tapi juga mengurus yang lain, jadi kita harus berbagi," katanya.

Namun, pihaknya masih optimistis mengingat tenggat waktu pelaksanaan putaran pertama masih sampai tanggal 11 Januari nanti. "Masih ada 10 hari, dan Selasa (2/1) besok anak-anak sekolah sudah masuk sekolah, sehingga kita akan gencarkan di situ," ujarnya.

Sementara, upaya lain dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan juga pihaknya adalah melakukan gebyar tingkat kecamatan. Konsepnya, beberapa puskesmas mengadakan gebyar itu dengan melakukan koordinasi dengan pihak kelurahan untuk mengkondisikannya.

Dezi menyebut, upaya itu cukup efektif. Sebab, dari beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan, gebyar itu berhasil menyuntikkan vaksin paling tidak sebanyak 2.300 anak. "Nanti kami akan gencarkan upaya gebyar juga, karena beberapa waktu lalu yang ada di Kecamatan Mustika Jaya, berhasil menyuntikkan 2.300 anak-anak," katanya.

Pihaknya pun berupaya terus untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait penyakit difteri ini. Sehingga, kata dia, masyarakat dan juga tenaga kesehatan tak terlalu khawatir terhadap kasus penyakit difteri.

Ia juga berujar, lima jiwa yang pada pertengahan Desember lalu diduga mengalami penyakit difteri, sampai saat ini telah mendapatkan hasil laboratoriumnya. "Kelimanya sudah ada hasil laboratoriumnya, dan Alhamdulillah hasilnya negatif difteri semua," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement