REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pelatih Stoke City Mark Hughes tetap percaya pada kemampuannya meskipun dicemooh para penggemar the Potters setelah kekalahan 0-1 dari Newcastle United di Stadion Bet365, Senin (1/1). Ini kekalahan kedua Stoke dalam rentang waktu 48 jam.
Namun Hughes mengatakan dirinya tidak mencemaskan kritik dan mengindikaskan bahwa terdapat kampanye di media untuk memecat dirinya. "Menurut saya pada dua atau tiga pekan terakhir agenda di media dan media sosial bahwa itu akan terjadi. Itu tidak mengganggu saya. Apa yang saya cemaskan adalah tim untuk tampil lebih baik lagi," kata dia, dikutip Reuters.
Pria Wales itu bersikap tegar di tengah hujan ketika menyaksikan tim asuhannya dikalahkan tamunya sesama tim papan bawah Newcastle. Banyak penggemar Stoke mengejek kehadirannya dan sebagian lagi membentangkan poster yang menuntut pemecatannya.
Kekalahan pada Senin merupakan yang kelima bagi Stoke dalam tujuh pertandingan dan membuat mereka menghuni peringkat ke-16, hanya unggul dua poin di atas zona degradasi.
"Saya telah berbicara mengenai kebisingan sebelumnya dan itu hanya akan hilang jika Anda menang," tambah Hughes.
Kekalahan terkini Stoke membuat keadaan menjadi semakin buruk. Sebab Hughes mengistirahatkan sebagian pemain saat mereka kalah 0-5 dari Chelsea pada Sabtu demi target memetik angka dari Newcastle yang relatif lebih lemah. Akan tetapi Stoke justru terkapar.
Hughes memasukkan kembali Xherdan Shaqiri dan Joe Allen di antara enam perubahan dengan harapan dapat memperbaiki penampilan, untuk memuaskan para penggemar dan menghentikan spekulasi mengenai masa depannya.
"Saya ingatkan kepada orang-orang bahwa alasan banyak orang kecewa adalah karena standar tinggi yang telah dipasang di sini dan standar-standar tinggi itu dipasang oleh saya dan staf saya," kata Hughes (54), yang telah melatih tim ini sejak 2013.
"Maka kami perlu melakukan sesuatu tentang hal ini. Kami akan mengatasinya dan memperbaiki keadaan. Itulah pandangan saya sebagai seorang manajer dan seorang pemain."