REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Hyundai Motor Korea Selatan dan afiliasinya Kia Motors menargetkan penjualan sebanyak 7,55 juta kendaraan pada 2018. Namun, analis mengatakan, pertumbuhan penjualan diperkirakan akan kecil. Sebagian karena lambannya respons perusahaan terhadap segmen SUV yang sedang naik daun dan permintaan yang lemah di Amerika Serikat dan Cina.
Analis memperkirakan produsen mobil tersebut menjual sekitar 7,3 juta kendaraan tahun lalu. Padahal angka yang ditargetkan sebesar 8,25 juta. Penjualan 2017 merupakan yang terendah sejak 2012.
Penjualan perusahaan di pasar otomotif terbesar di dunia, Cina, jatuh di tengah dinginnya hubungan antara Beijing dan Seoul mengenai penyebaran sistem rudal AS. Untuk diketahui, AS, Cina dan Korea Selatan sepakat pada Oktober untuk menormalkan pertukaran dan bergerak melewati perselisihan tersebut.
Hyundai mengatakan, dalam sebuah pengajuan peraturan, pihaknya merencanakan untuk menjual 4,68 juta kendaraan di dalam dan luar negeri. Sementara Kia Motors menargetkan total penjualan 2,88 juta kendaraan. Mereka akan mengumumkan angka penjualan 2017 pada Selasa (2/1), dikutip dari Reuters.
"Pertumbuhan permintaan otomotif global diperkirakan akan stagnan tahun ini, dengan permintaan terlihat menyusut di pasar utama seperti Amerika Serikat, Cina dan Eropa," kata Wakil Ketua Hyundai Motor Yoon Yeo chul dalam pidato tahun baru kepada karyawannya.