REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Aksi demonstrasi anti-pemerintah di Iran masih bergelora sampai hari kelima ini. Aksi protes baru telah meletus, meski telah dimulai sejak pekan lalu. Para demonstran seperti tak mau kehilangan momentumnya.
Media pemerintah mengabarkan 14 orang demonstran dan satu polisi tewas setelah lima hari unjuk rasa itu berlangsung di berbagai kota di seluruh negeri. Sekitar 400 demonstran telah ditangkap.
Laporan yang belum diverifikasi secara independen tersebut, juga mengatakan, pasukan keamanan telah mencegah demonstran bersenjata yang berusaha untuk mengambil alih kantor polisi dan pangkalan militer.
Bahkan di ibu kota, Teheran, polisi menggunakan tembakan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan demonstrasi di dekat alun-alun Engheleb.
"Ini lebih baik daripada diam," kata salah satu pengunjuk rasa muda, Milad, seperti dilaporkan Aljazirah, Selasa (2/1). Matanya terlihat kemerahan karena terkena gas air mata.
Sementara orang lain yang tidak termasuk dalam demonstrasi, Aslan, mengatakan pemrotes membutuhkan kesempatan untuk menunjukkan bahwa mereka tidak bahagia. "Pemerintah seharusnya membiarkan mereka melakukan aksi unjuk rasa," ujar pria berusia 52 tahun itu.
Pada Senin, kantor berita semi-resmi Iran, Mehr, melaporkan seorang petugas polisi tewas dan tiga lainnya terluka di Kota Najafabad. Namun tidak dijelaskan kapan kejadian tersebut terjadi.
Baca juga, Ada yang Berbeda dalam Demonstrasi Iran Kali Ini.