Selasa 02 Jan 2018 13:15 WIB

Wapres Ajak Emiten Tingkatkan Investasi di Sektor Riil

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Dwi Murdaningsih
Refleksi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/12). Menjelang libur Natal 2017 dan Tahun Baru 2018, IHSG mencatat rekor baru yaitu ke posisi 6.221,01 naik 37,52 poin atau 0,61 persen.
Foto: Puspa Perwitasari/Antara
Refleksi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/12). Menjelang libur Natal 2017 dan Tahun Baru 2018, IHSG mencatat rekor baru yaitu ke posisi 6.221,01 naik 37,52 poin atau 0,61 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mengajak para emiten yang ada di pasar modal agar meningkatkan investasinya di sektor riil. Sebab, investasi sektor riil merupakan salah satu penggerak bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Bahwa satu-satunya yang perlu ditingkatkan adalah investasi riil, bukan hanya investasi di pasar modal saja," ujar Jusuf Kalla saat membuka pasar modal di Bursa Efek Indonesia, Selasa (2/1).

Jusuf Kalla menjelaskan, rata-rata indikator pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah berjalan dengan baik. Namun, pertumbuhan ekonomi di dalam negeri masih tertinggal dari negara lain. Adapun dia meencontohkan, pertumbuhan industri ritel sudah cukup baik akan tetapi 94 persen barang-barang yang dijual di e-commerce berasal dari Cina.

Hal tersebut menunjukkan bahwa produktivitas di Indonesia masih belum sesuai dengan harapan. Menurut Jusuf Kalla, pangsa pasar Indonesia yang besar harus dimanfaatkan oleh para emiten yang ada di pasar modal untuk berinvestasi di sektor riil.

"Artinya pasar (Indonesia yang besar) inilah harus kita manfaatkan oleh investor yang ada di pasar modal, jangan selalu menjadi indikatornya adalah indeks (IHSG), karena indeks itu supply and demand, banyak orang banyak uang," kata Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla mengingatkan kepada para emiten agar jangan hanya fokus berinvestasi di pasar modal saja. Meskipun angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah mencatatkan kinerja baik, diharapkan emiten dapat berinvestasi dengan memperluas usahanya di sektor riil. Karena, dengan berinvestasi di sektor riil maka dampaknya dapat langsung dirasakan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Bagaimana dana yang ada ini, yang triliunan ini masuk kembali ke sektor riil, bagaimana emiten itu berinvestasi memperluas usahanya (ke sektor riil) bukan hanya ritual bangga terhadap indeks, tapi masalah ekonomi Indonesia adalah investasi riil," ujar Jusuf Kalla.

Salah satu cara untuk menggairahkan investasi yakni dengan menurunkan suku bunga. Dalam hal ini, Bank Indonesia sudah mengatur penurunan suku bunga secara teratur. Menurut Jusuf Kalla, momen ini sebaiknya bisa dimanfaatkan oleh para emiten untuk memperluas investasi di sektor riil.

Di sisi lain, pemerintah telah menggenjot pembangunan infrastruktur dengan harapan dapat menggerakkan industri pendukungnya seperti semen dan baja, serta efisiensi logistik. Jusuf Kalla berharap, pada 2018 ini semakin banyak perusahaan yang melantai di bursa. Diharapkan para emiten tersebut nantinya tidak hanya ramai di perdagangan pasar modal saja, namun juga memiliki dampak kepada sektor riil. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat sebanyak 41,61 poin atau setara 0,66 persen ke posisi 6.355,65 pada penutupan Bursa Efek Indonesia pada akhir 2017.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement