REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan pertumbuhan sektor industri pada 2018 sebesar 5,67 persen. Target tersebut meningkat dari target pertumbuhan 5,5 persen pada 2017.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan industri pengolahan non-migas pada kuartal III/2017 sebesar 5,49 persen atau naik dibandingkan periode kuartal I/2017 yang mencapai 4,76 persen dan kuartal II/2017 sekitar 3,89 persen. Capaian industri pengolahan nonmigas pada kuartal III/2017 ini juga di atas dari pertumbuhan ekonomi sebesar 5,06 persen.
Tidak hanya itu, pada kuartal III terjadi peningkatan investasi untuk mesin. Pun terjadi peningkatan impor bahan baku.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Harris Munandar mengatakan, peningkatan tersebut merupakan indikasi adanya pertumbuhan industri yang baik. "Namun apakah akan naik signifikan, perlu dilihat dari sisi demand, baik dlm negeri maupun ekspor," katanya, Selasa (2/1).
Untuk diketahui, cabang industri pengolahan non-migas yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada kuartal III/2017dicapai olehindustri logam dasar sebesar 10,60 persen,industri makanatn dan minuman 9,46 persen, industri mesin dan perlengkapan 6,35 persen, serta industri alat angkutan 5,63 persen.
Beberapa waktu lalu Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto menyebut kebijakan hilirisasi menjadi pendorong pertumbuhan industri. Untuk itu, pihaknya akan terus memacu program hilirisasi industri berbasis sektor agro dan tambang mineral.
Upaya tersebut diakuinya terbukti membawa peningkatan pada nilai tambah produk, investasi, serapan tenaga kerja, dan penerimaan devisa. "Kami juga memacu industri otomotif. Sektor ini sekarang tidak hanya sebagai basis produksi di dalam negeri, tetapi basis ekspor untuk negara lain," katanya melalui siaran resmi.